LAPORAN PRAKTIKUM
FLUIDA
“ELASTISITAS SPAGETI”
Disusun Oleh:
Kelompok 7 / Pendidikan IPA B 2013
1.
Deassy Laily Paramita (13030654043)
2.
Citra Sri Rahayu (13030654065)
3.
Faroh Novianti M. (13030654067)
4.
Dwi Rahmawaty (13030654073)
S1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI
SURABAYA
2015
ABSTRAK
Percobaan elastisitas spageti ini
dilakukan pada hari Rabu tanggal 20 Mei 2015 dilaboratorium pendidikan IPA
UNESA. Percobaan ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh lama waktu perebusan spagetiterhadap
elastisitas spageti. Metode yang dilakukan yaitu mengukur panjang mula-mula
tiga spageti dengan panjang yang sama kemudian merebus sampai waktu yang
ditentukan yaitu 420 s (7 menit), 540 s (9 menit), dan 660 s (11 menit)lalu mengukur
elastisitasnya dengan cara ditarik hingga putus, dan bagian-bagian yang putus
tersebut disambung serta diukur panjang terakhirnya. Dari hasil percobaan
elastisitas spageti ini, diperoleh pertambahan panjang yaitu 11,8 cm, 13,1 cm,
dan 13,4 cm dengan waktu berturut-turut 420 s (7 menit), 540 s (9 menit), dan
660 s (11 menit). Dengan demikian, diperoleh regangan sebesar 0,18 cm, 0,31 cm
dan 0,34 cm. Sehingga semakin lama perebusan maka tingkat elastisitas spageti
semakin berkurang karena semakin lama kita merebus spageti, maka regangan yang
dihasilkan semakin besar.
Kata
kunci :
Elastisitas, Spageti, Regangan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Elastisitas
adalah sifat benda yang cenderung mengembalikan keadaan ke bentuk semula
setelah mengalami perubahan bentuk karena pengaruh gaya (tekanan atau tarikan)
dari luar.Ketika diberi gaya, suatu benda akan mengalami deformasi, yaitu
perubahan ukuran atau bentuk. Karena mendapat gaya, molekul-molekul benda akan
bereaksi dan memberikan gaya untuk menghambat deformasi. Jika bahan tersebut
elastis, benda tersebut akan kembali ke bentuk dan ukuran awalnya ketika gaya
dihilangkan.
Spageti
merupakan salah satu jenis pasta yang telah dikenal oleh bangsa Italia sejak
zaman manusia bercocok tanam kira-kira 10.000 tahun yang lalu, dari tepung yang
dihasilkan lalu diolah dengan sedikit air dan telur menjadi sebuah adonan yang
disebut pasta. Spagetiyang sudah dimasak akan terasa kenyal ketika dimakan. Elastisitas
spageti berbeda dengan mie pada umumnya. Spageti memiliki struktur yang lebih
keras dari pada mie lain. Sehingga dibutuhkan waktu yang sedikit lebih lama untuk
merebus spageti daripada merebus mie lainnya. Oleh karena itu pada praktikum
ini akan membahas elastisitas yang dihasilkan spageti dengan lama perebusan spageti
yang berbeda-beda.
B. Rumusan
Masalah
Dari
latar belakang di atas, dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut:
“Bagaimana
pengaruh lama waktu perebusan spageti terhadap elastisitas spageti?”
C. Tujuan
Adapun
tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.
Menyelidiki
pengaruh lama waktu perebusan spageti dengan elastisitas spageti.
D. Hipotesis
Spageti yang
direbus semakin lama maka akan memiliki elastisitas yang lebih besar daripada spageti
yang hanya direbus sebentar.
BAB II
KAJIAN TEORI
Elastis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
berarti mudah berubah bentuknya dan mudah kembali ke bentuk asal. Elastisitas
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keadaan elastis. Elastisitas adalah
kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk semula ketika gaya luar
yang diberikan kepada benda tersebut dihilangkan. Perubahan bentuk
tersebut dapat berupa pertambahan atau pengurangan panjang.
Dalam kehidupan sehari-hari terdapat
beberapa kejadian atau benda yang berhubungan dengan elastisitas, yaitu :
1.
Anak-anak yang sedang bermain ketapel menaruh
batu kecil pada karet ketapel dan menarik karet tersebut sehingga bentuk karet
berubah. Ketika anak tersebut melepaskan tarikannya, karet melontarkan batu
kedepan dan karet ketapel segera kembali kebentuk awalnya.
2.
Pegas yang ditarik kemudian dilepaskan maka
pegas akan kembali ke bentuk semula.
3.
Pada spageti yang sudah direbus.
A. Perubahan Bentuk
Ada tiga perubahan bentuk yang dikenal dalam menelaah tentang elastisitas
suatu benda, yaitu regangan, mampatan dan Geseran.
Ø Regangan
Perubahan bentuk yang
terjadi jika dua gaya yang sama
besar dan berlawanan arah diberikan
pada masing-masing bidang ujung benda dengan
arah menjauhi benda, sehingga benda bertambah panjang.
Gambar 1. Perubahan bentuk benda akibat regangan
Ø
Mampatan
Perubahan bentuk yang
terjadi jika dua gaya yang sama
besar danberlawanan arah diberikan
pada masing-masing bidang ujung benda dengan arah menuju titik pusat benda sehingga benda bertambah pendek.
Gambar 2. Perubahan bentuk benda akibat dimampatkan
Ø
Geseran
Perubahan bentuk yang
terjadi jika dua gaya yang
sama besar dan berlawanan
arah diberikan pada masing-masing benda sehingga benda mengalami
pergeseran.
Gambar 3.
Perubahan bentuk benda akibat adanya gaya geser
B. Modulus Elastisitas
Ø Tegangan
Tegangan
didefinisikan sebagai perbandingan
antara gaya tarik (F) yang dikerjakan pada benda dengan luas penampangnya (A).
Dalam SI tegangan
memiliki satuan
atau Pascal.
Besarnya gaya untuk menghasilkan tegangan dan regangan tiap-tiap benda pada
umumnya berbeda, tergantung pada jenis dan sifat benda.
Ø Regangan.
Didefinisikan sebagai perbandingan antara pertambahan
panjang dengan panjang awalnya (L). Pertambahan panjang ini tidak
hanya terjadi pada ujungnya saja, tetapi pada setiap bagian batang yang
terentang dengan perbandingan yang sama.
Karena merupakan
hasil bagi dari dua besaran yang berdimensi sama, maka regangan tidak memiliki
satuan.
Berdasarkan jenis
tegangan, regangan dapat digolongkan menjadi:
a. Regangan linear: perbandingan antara perubahan panjang dengan panjang
mula-mula yang disebabkan oleh tegangan normal.
b. Regangan volume: perbandingan antara perubahan volume dengan volume
mula-mula yang disebabkan oleh stress normal dari beberapa sisi.
c. Regangan shear, perbandingan antara perubahan bentuk dengan bentuk semula
yang diakibatkan adanya tegangan tangensial.
Ø
Modulus Elastisitas (Modulus Young).
Modulus Elastisitas
didefinisikan sebagai
perbandingan antara tegangan, dengan regangan suatu bahan selama gaya yang
bekerja tidak melampaui batas elastisitasnya.
Dalam SI satuan
modulus elastisitas sama dengan satuan tegangan. Semakin besar nilai E, berarti
semakin sulit untuk merentangkan benda, artinya dibutuhkan gaya yang lebih
besar.
Gambar 4. Grafik hubungan antara gaya terhadap pertambahan panjang
Daerah dari titik
awal ke batas elastik disebut daerah elastik. Jika benda direnggangkan melewati
batas elastik, ia memasuki daerah plastik. Benda tidak akan kembali ke panjang
awalnya ketika gaya eksternal dilepaskan tetapi tetap berubah bentuk secara
permanen (seperti melengkungnya klip kertas). Perpanjangan maksimum dicapai
pada titik patah. Gaya yang dapat diberikan tanpa benda tersebut patah disebut kekuatan
ultimat dari materi.
BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Jenis Praktikum
Jenis praktikum yang
digunakan dalam praktikum fluida adalah Percobaan. Hal ini dikarenakan
dalam praktikum menggunakan variabel yang dapat dimanipulasi.
B. Alat dan Bahan Praktikum
Alat:
1.
Panci (1 buah)
2.
Kompor (1 buah)
3.
Termometer (1 buah)
4.
Gelas kimia (1 buah)
5.
Stopwatch (1 buah)
6.
Penggaris (1 buah)
7.
Pengaduk kayu (centong) (1 buah)
Bahan:
1.
Spageti (secukupnya)
2.
Air (secukupnya)
C. Variabel Percobaan
1.
Variabel Manipulasi :
Lama perebusan
Definisi Operasional : dalam percobaan ini, lama waktu perebusan
spageti dibuat beda, yaitu percobaan ke-1 : 7 menit, percobaan ke-2 yaitu 9
menit, dan percobaan ke-3 yaitu 11 menit.
2. Variabel Kontrol : Panjang awal spageti, volume air, dan suhu air mendidih.
Definisi Operasional : panjang awal spageti yang digunakan yaitu 10 cm, volume air yang
digunakan selama perebusan yaitu sebanyak 500 ml, dan suhu air saat perebusan
spageti yaitu 960C.
3.
Variabel Respon :
Perubahan panjang dan elastisitas spageti.
Definisi Operasional :Berdasarkan perlakuan yang kami berikan,maka respon spageti pada proses perebusan ini
akan terlihat pertambahan panjang spageti dan elastisitas spageti yang akan
kami uji coba. Dimana
pertambahan panjang dapat dihitung dengan mengukur selisih panjang awal spageti
(sebelum perebusan) dengan panjang akhir spageti (setelah perebusan). Sedangkan
elastisitas spageti dapat dihitung dari pertambahan panjang spageti dibagi
dengan panjang awal spageti (sebelum perebusan).
D. Langkah Percobaan
Diukur
|
Spageti
|
·
Disiapkan
·
Diukur
panjangnya sebesar 10 cm
|
Air
|
·
Dipanaskan
sampai mendidih
|
Air mendidih
|
·
Ditambahkan
spageti
·
Ditunggu
sampai 7 menit
|
Panjang akhir spageti
|
Elastisitas spageti
|
Pertambahan panjang spageti
|
·
Dihitung
·
Diulangi
untuk percobaan ke-2 dengan waktu 9 menit dan percobaan ke-3 dengan
waktu 11 menit
|
BAB IV
DATA, ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A.
Data
Tabel
Data Hasil Percobaan Elastisitas Spageti
No.
|
Waktu
(t ± 0,1) s |
Panjang
Awal
(l
± 0,1) cm
|
Panjang
Akhir
(l
± 0,1) cm
|
Pertambahan
Panjang
(Δl
± 0,1) cm
|
1.
|
420,0
|
10,0
|
11,8
|
1,8
|
2.
|
540,0
|
10,0
|
13,1
|
3,1
|
3.
|
660,0
|
10,0
|
13,4
|
3,4
|
B.
Analisis
Dalam percobaan ini kami memanipulasi
waktu perebusan spageti, diantaranya selama 420 sekon (7 menit), 540 sekon (9
menit), dan 660 sekon (11 menit). Dengan variabel kontrol atau perlakuan yang
dibuat sama yaitu jenis spageti dan panjangnya sebesar 10 cm (sebagai panjang
mula-mula, lo). Pertama, memasak air dalam panci hingga mendidih,
kemudian 3 stick spageti yang telah diukur dengan ukuran 10,0 cm dimasukkan
kedalam panci berisi air mendidih. Disamping itu, kita hitung waktunya dengan
stopwatch. Waktu pertama yaitu 420 sekon, salah satu spageti diambil dari panci
dan spageti tersebut ditarik sampai mencapai titik patah serta diulang hingga 3
kali patahan. Patahan-patahan dari spageti tersebut disambung kembali, lalu
diukur menggunakan penggaris didapat panjang akhirnya yaitu 11,8 cm. Sehingga
diperoleh pertambahan panjang spageti pertama yaitu sebesar 1,8 cm. Perlakuan
yang sama dilakukan terhadap spageti kedua yang diambil setelah 540 sekon, dan
didapatkan panjang setelah ditarik yaitu 13,1 cm serta pertambahan panjangnya
dari panjang awal yaitu sebesar 3,1 cm. Perlakuan yang sama pada spageti ketiga yang diambil setelah 660
sekon dan dihasilkan panjang setelah ditarik yaitu 13,4 sehingga pertambahan
panjangnya sebesar 3,4 cm dari panjang awal.
C.
Pembahasan
No.
|
Waktu
(t ± 0,1) s |
Panjang Awal
(l ± 0,1) cm
|
Panjang Akhir
(l ± 0,1) cm
|
Pertambahan Panjang
(Δl ± 0,1) cm
|
Regangan
(ε)
|
1.
|
420,0
|
10,0
|
11,8
|
1,8
|
0,18
|
2.
|
540,0
|
10,0
|
13,1
|
3,1
|
0,31
|
3.
|
660,0
|
10,0
|
13,4
|
3,4
|
0,34
|
Bahan
elastis ialah bahan yang mudah diregangkan serta selalu cenderung pulih
ke keadaan semula, dengan mengenakan gaya reaksi elastis atas gaya tegangan
yang meregangkannya.
Berdasarkan
data yang didapatkan dari percobaan yaitu panjang awal (lo) dan
pertambahan panjang (Δl) maka dapat dicari regangan yang dialami oleh ketiga
spageti yang perlakuannya berbeda pada waktu atau lama proses perebusannya.
Regangan yang dialami spageti pertama didapatkan sebesar 0,18 dengan
menggunakan rumus ε =
. Regangan yang dialami oleh spageti
kedua, yaitu 0,31 dan regangan pada spageti ketiga yaitu sebesar 0,34. Maka, dari data yang
kami peroleh tersebut menunjukkan bahwa semakin lama perebusan spageti akan
semakin besar pula reganganya. Ketika direbus terlalu lama akan mengurangi tingkat elastisitas
spagheti dan akan mencapai keadaan
plastis. Jika ditinjau dari struktur fisik spageti itu sendiri, spageti terbuat
dari tepung gandum atau terigu saja tanpa bahan tambahan lain. Sehingga
elastisitas dari spageti akan bergantung pula pada proses pembentukan dari
spageti sehingga dapat menghasilkan spageti dengan tingkat elastisitas yang
baik.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada
spageti semakin lama perebusan maka tingkat elastisitas spageti semakin berkurang
karena semakin lama kita merebus spageti, maka regangan yang dihasilkan semakin
besar. Hal ini ditunjukkan dari regangan yang dihasilkan setelah spageti
direbus selama 420 s (7 menit), 540 s (9 menit) dan 660 s (11 menit) secara berturut-turut
adalah 0,18, 0,31, dan 0,34.
B. Saran
Ketika
menarik spageti yang telah direbus sebaiknya dilakukan oleh orang yang sama
agar gaya yang diberikan juga sama. Sehingga hasil regangan yang diperoleh
memiliki rentang yang konstan.
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Douglas.
2001. Fisika Edisi kelima. Jakarta :
Erlangga.
Mulyaningsih, Sri
.2007. Tim Fisika Dasar I. Surabaya :
Unesa University Press.
Tim. 2015. Panduan Praktikum Fluida. Surabaya :
Pendidikan Sains Unesa.
Tripler. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Erlangga
Utami, Kurnia. 2012. Modulus elastisitas, tegangan, regangan dan
rasio poisson. (online) http://www.academia.edu/7008985/modulus_elastisitas_tegangan_regangan_rasio_poisson
diakses pada tanggal 24 Mei 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar