Welcome To My Blog

Rabu, 23 Desember 2015

LAPORAN PRAKTIKUM CEPAT RAMBAT GELOMBANG PADA TALI



LAPORAN PRAKTIKUM
GELOMBANG DAN OPTIK
CEPAT RAMBAT GELOMBANG PADA TALI
Disusun Oleh:
Kelompok 2 Pend. IPA B 2013
1.      Deassy Laily Paramita               (13030654043)
2.      Faiqotul Himmah                        (13030654049)
3.      Citra Sri Rahayu                        (13030654065)
4.      Faroh Novianti M.                      (13030654067)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2015
ABSTRAK

Percobaan “Cepat Rambat Gelombang pada Tali” dilakukan pada tanggal 22 Oktober 2015 di Laboratorium Pendidikan IPA UNESA. Percobaan ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh massa beban terhadap cepat rambat gelombang pada tali. Metode yang digunakan yaitu dengan melakukan percobaan sebanyak 5 kali dengan massa beban yang berbeda yaitu sebesar  0,10 kg; 0,12 kg; 0,14 kg; 0,16 kg; dan 0,18 kg yang digantungkan pada dawai. Selanjutnya dari massa tersebut dapat ditentukan nilai cepat rambat gelombang pada dawai, dengan menggunakan persamaan v = f x  dan v=  . Dengan menggunakan dua persamaan tersebut, diperoleh hasil bahwa semakin besar massa beban yang digunakan maka semakin besar pula cepat rambat gelombang tersebut. Hal ini sudah sesuai dengan teori yang ada.Dengan menerapkan kedua persamaan di atas, diperoleh selisih nilai cepat rambat gelombang pada percobaan 1, 2, 3, 4, dan 5 secara berturut-turut yaitu sebesar 1,10 m/s; 2,36 m/s; 0,95 m/s; 0,37 m/s; dan 1,60 m/s dengan taraf ketidakpastian secara berturut-turut adalah 6,83 %; 11,80 %; 4,80%; 1,80%; dan 7,40% serta taraf ketelitian sebesar 93,17 %; 88,20 %; 95,20 %; 98,20 %; dan 92,60 %. Dimana ketidakpastian tersebut dikarenakan adanya beberapa faktor yang mempengaruhi, misalnya dawai yang digunakan sudah tidak benar-benar lurus lagi dan banyak lipatan/ lekukan, dan alat yang digunakan agak error, sehingga praktikan yang harus lebih cermat lagi dalam melakukan pengukuran panjang dawai saat percobaan.

Kata kunci: massa beban, cepat rambat gelombang, dan dawai














DAFTAR ISI
Halaman Cover...................................................................................................... i
Abstrak.................................................................................................................. ii
Daftar isi................................................................................................................ iii
BAB I Pendahuluan............................................................................................ 1
A.    Latar Belakang.......................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah...................................................................................... 2
C.     Hipotesis.................................................................................................... 2
D.    Tujuan Percobaan...................................................................................... 2
BAB II Kajian Teori........................................................................................... 3
BAB III Metode Percobaan................................................................................ 10
A.    Alat dan Bahan.......................................................................................... 10
B.     Desain Percobaan...................................................................................... 10
C.     Variabel yang Digunakan.......................................................................... 10
D.    Prosedur Kerja........................................................................................... 11
E.     Alur Kerja.................................................................................................. 12
BAB IV Data, Analisis dan Pembahasan.......................................................... 13
A.    Data........................................................................................................... 13
B.     Analisis...................................................................................................... 13
C.     Pembahasan............................................................................................... 15
BAB V Penutup................................................................................................... 20
A.    Kesimpulan................................................................................................ 20
B.     Saran.......................................................................................................... 20
Daftar Pustaka....................................................................................................... 21
LampiranFoto........................................................................................................ 22
Lampiran Perhitungan........................................................................................... 23



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Gelombang adalah getaran yang merambat.Di dalam perambatannya tidak diikuti oleh berpindahnya partikel-partikel perantaranya.Suatu gelombang dapat dilihat panjangnya, bukan zat medium perantaranya.Suatu gelombang dapat dilihat panjangnya dengan menghitung jarak antara lembah dan bukit (gelombang tranversal) atau menghitung jarak antara satu rapatan dengan satu renggangan (gelombang logitudinal).Berkaitan dengan gerak gelombang, besaran frekuensi (f) menunjukkan seberapa sering suatu partikel medium bergetar ketika gelombang melewati medium tersebut.Frekuensi menunjukkan jumlah siklus getaran penuh yang dilakukan oleh partikel medium dalam satu satuan waktu. Sementara itu, periode gelombang (T) menunjukkan waktu yang dibutuhkan oleh suatu partikel medium untuk melakukan satu siklus getaran penuh.Panjang gelombang (λ) adalah jarak yang ditempuh dalam waktu satu periode.Cepat rambat gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh gelombang dalam satu detik.Bila seutas tali dengan tegangan tertentu digetarkan secara terus menerus maka akan terlihat suatu bentuk gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan arah rambat gelombang, gelombang ini dinamakan gelombang transversal. Jika kedua ujungnya terikat, gelombang pada tali itu akan terpantul-pantul dan dapat menghasilkan gelombang stasioner yang tampak berupa simpul dan perut. Prinsip gelombang tegak / stasioner tersebut dapat dimanfaatkan untuk menentukan cepat rambat gelombang pada tali.Dalam percobaan ini kami akan membandingkan hasil perhitungan untuk mengetahui cepat rambat gelombang berdasarkan prinsip gelombang tegak dan persamaan cepat rambat gelombang. Percobaan ini akan dilakukan pada tali senar dengan panjang dan massa tali sama serta alat medel untuk mengetahui jumlah gelombang yang terjadi pada tali.

B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, kami dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
“Bagaimana pengaruh massa beban terhadap cepat rambat gelombang pada tali?”

C.    Hipotesis
Hipotesis pada percobaan ini yaitu :
“Semakin besar massa beban maka cepat rambat gelombangnya juga semakin besar”.

D.    Tujuan
Percobaan ini bertujuan untuk :
Menyelidiki pengaruh massa beban terhadap cepat rambat gelombang pada tali dengan memanfaatkan prinsip–prinsip gelombang tegak/stasioner dengan persamaan cepat rambat gelombang.















BAB II
KAJIAN TEORI

A.    Cepat Rambat Gelombang pada Tali
Sebuah getaran akan berubah menjadi gelombang. Gelombang adalah getaran yang merambat.Di dalam perambatannya tidak diikuti oleh berpindahnya partikel-partikel perantaranya.Pada hakekatnya gelombang merupakan rambatan energi (energi getaran).
Jika tali digetarkan dengan frekuensi yang tepat, kedua gelombang akan berinterferensi sedemikian sehingga akan dihasilkan gelombang berdiri dengan amplitudo besar. Gelombang ini disebut “gelombang berdiri” karena tampaknya tidak merambat. Gelombang stasioner biasa juga disebut gelombang tegak,gelombang berdiri atau gelombang diam, karena terbentuk dari perpaduan atau interferensi dua buah gelombang yang mempunyai amplitudo dan frekuensi yang sama, tapi arah rambatnya berlawanan. Tali hanya berosilasi ke atas ke bawah dengan pola yang tetap.Titik interferensi destruktif, dimana tali tetap diam, disebut simpul; titik-titik interferensi konstruktif, dimana tali berosilasi dengan amplitudo maksimum, disebut perut.Simpul dan perut tetap di posisi tertentu untuk frekuensi tertentu. Amplitudo pada gelombang stasioner tidak konstan, besarnya amplitudo pada setiap titik sepanjang gelombang tidak sama. Pada simpul amplitudo nol, dan pada perut gelombang amplitudo maksimum.
Gambar 1. Simpul dan Perut pada Gelombang Berdiri
Sumber:http://www.instafisika.com/
Periode gelombang (T) adalah waktu yang diperlukan oleh gelombang untuk menempuh satu panjang gelombang penuh.Panjang gelombang (λ) adalah jarak yang ditempuh dalam waktu satu periode.Frekuensi gelombang adalah banyaknya gelombang yang terjadi tiap satuan waktu.Cepat rambat gelombang (v) adalah jarak yang ditempuh gelombang tiap satuan waktu. Jadi dapat dirumuskan bahwa:
v    = λ .f ,  T =  , maka v =
Keterangan:
v    = Cepat rambat gelombang (m/s)
T    = Periode gelombang (s)
F    = Frekuensi (Hz)
λ    = Panjang gelombang (m)

B.     Gelombang Stasioner
      Gelombang stasioner juga disebut gelombang berdiri.Gelombang stasioner terbentuk akibat gerak medium yang berlawanan arah dengan gelombang atau akibat pertemuan dua gelombang yang arahnya berlawanan.contoh gelombang stasioner adalah gelombang pada tali yang digetarkan terus-menerus. Gelombang datang akan berinteraksi dengan gelombang pantulan yang berlawanan arah membentuk sebuah gelombang berdiri.
1.      Gelombang Stasioner pada ujung terikat
Gambar 2. Gelombang Stasioner pada Ujung Terikat

Seutas tali diikatkan kuat pada sebuah tiang dan ujung yang satunya digetarkan terus menerus. Setelah mengenai tiang, gelombang datang akan terpantul. gelombang pantulan akan berbalik fase. Jadi, gelombang pantulnya berbeda fase 180 derajat dengan gelombang datang.
Persamaan gelombang datang (dari kiri) adalah yd = A sin ( t-kx) sedangkan gelombang pantulannya yang merambat dari kiri kekanan dan fasenya berubah 180 derajat memiliki persamaan:
yp = - Asin ( t + kx).
Hasil pertemuan gelombang datang dengan gelombang pantulan membentuk sebuah gelombang stasioner.persamaan gelombang stasioner hasil gabungan gelombang datang dan gelombang pantul itu dapat diperoleh dengan menjumlahkan simpangan kedua gelombang
y = yd + yp = A sin ( t-kx) +(-Asin( t+kx))
Berdasarkan identitas trigonometri kita peroleh persamaan gelombang stasionernya adalah:
y = 2A sin (kx) cos ( t)
Amplitudo gelombang stasioner pada ujung terikat itu adalah:
As = 2A sin kx
2.      Gelombang Stasioner Akibat Pantulan pada Ujung Bebas
Gambar 3. Gelombang Stasioner akibat Pantulan Ujung Bebas

Yang dimaksud ujung bebas adalah ujung yang bisa bebas bergerak.Bisa di analogikan pada ujung yang dikaitkan pada cincin.Gelombang pantulan pada ujung bebas tidak mengalami perubahan fase, hanya berbalik arah.persamaan gelombang datang adalah yd = A sin ( t-kx), sedangkan persamaan gelombang pantulannya adalah yp = A sin ( t + kx). persamaan gelombang stasioner diperoleh dengan menjumlahkan gelombang datang dengan gelombang pantulannya.
y = yd + yp = Asin ( t-kx) + Asin ( t+kx), dengan mengingat identitas trigonometri diperoleh:
y = 2A cos (kx) sin ( t)
besar amplitudo gelombang stasioner pada ujung bebas adalah:
As= 2A cos (kx)
Yang menunjukkan besar amplitudo tersebut bergantung posisinya.Jika ujung tali dibuat tetap, dan frekuensi getaran diatur sehingga panjang tali merupakan kelipatan dari setengah gelombang, sehingga gelombang berdiri ini dalam keadaan resonansi. Pola gelombang stasioner ketika terjadi nada dasar (harmonik pertama), nada atas pertama (harmonik kedua), dan nada atas kedua (harmonik ketiga) adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini:
Gambar 4.Resonansi pada Ujung Tetap
Sumber: http://fisikon.com/
Frekuensi nada yang dihasilkan bergantung pada pola gelombang yang terbentuk pada dawai, umumnya sama dengan frekuensi tegangan bolak balik PLN (50 Hz). Berdasarkan gambar diatas, panjang gelombang nada dasar, nada dasar pertama, dan nada dasar kedua berturut- turut 2L, L, dan L. Secara umum, ketiga panjang gelombang tersebut dapat dinyatakan dengan persamaan:
λn= atau λ =
Dengan demikian, frekuensi nada yang dihasilkan dawai memenuhi persamaan:
fn =  =  = n . f1
dimana f1 =  =  adalah frekuensi dasar. Setiap frekuensi resonan merupakan kelipatan bilangan bulat (2x, 3x, dan seterusnya) dari frekuensi dasar.
Keterangan:
fn = Frekuensi nada ke- n (Hz)
v = Cepat rambat gelombang dalam dawai
L = Panjang dawai
Nilai n = 0, 1, 2, …, yaitu bilangan yang menyatakan nada dasar, nada atas pertama, nada atas kedua, dan seterusnya. Dengan mengukur panjang gelombang dan frekuensi yang diketahui ini, cepat rambat gelombang dawai/tali pada kondisi tertentu dapat ditentukan.
      Menurut Mersenne, frekuensi dawai yang bergetar bergantung pada beberapa faktor, yaitu:
1.      Panjang dawai, semakin pendek dawai semakin tinggi frekuensi yang dihasilkan.
2.      Tegangan dawai, semakin tegang dawai, semakin tinggi frekuensi yang dihasilkan.
3.      Massa jenis bahan dawai, semakin besar massa jenis bahan dawai, semakin rendah frekuensi yang dihasilkan.
4.      Penampang dawai, semakin besar luas penampang dawai, semakin rendah frekuensi yang dihasilkan.

C.    Hukum Melde

Gambar 5. Rancangan Percobaan Melde
Sumber: http://fisikaoneoke.files.wordpress.com/

Hukum Melde mempelajari tentang besaran-besaran yang mempengaruhi cepat rambat gelombang transversal pada tali.Jika tali ditegangkan dengan gaya F, kemudian salah satu ujungnya digetarkan, maka energi getaran tersebut menjalar sepanjang tali dalam bentuk gelombang transversal yang mempunyai kecepatan (v).
Melalui percobaannya, Melde menemukan bahwa cepat rambat gelombang pada dawai sebanding dengan akar gaya tegangan tali dan berbanding terbalik dengan akar massa persatuan panjang dawai.
Dari hasil percobaan itu dapat diperoleh perumusan sebagai berikut.
v ~
v ~
Sehingga:
v =        dan  = ,
maka:
v =

Keterangan:
v    = Cepat rambat gelombang (m/s)
F    = Berat beban/gaya tegang tali (N)
    = Rapat massa tali/massa per satuan panjang tali (kg/m)
 = Massa beban (kg)
 = Panjang tali (m)




















BAB III
METODE PERCOBAAN

A.    Alat dan Bahan
-          Alat meddle 1 set
-          Piring beban beserta keping-keping beban

B.     Desain Percobaan

Gambar 2. Rancangan Percobaan Cepat Rambat Gelombang pada Tali

C.    Variabel yang Digunakan
1.      Variabel Respon:
a)      Jumlah gelombang
Definisi operasional      : Jumlah gelombang adalah banyaknya gelombang yang terlihat ketika vibrator dinyalakan.
b)      Cepat rambat gelombang tali
Definisi Operasional     : Cepat rambat gelombang v (m/s)  adalahkelajuan beserta arah geraknya.
2.      Variabel Manipulasi             : Massa beban (kg)
Definisi Operasional          : Massa beban (kg) adalah massa benda yang digantung pada ujung tali yang dihubungkan dengan katrol.
3.      Variabel Kontrol:
a)      Panjang tali
Definisi operasional      : Panjang tali (m) adalah berapa panjang tali tersebut dari vibrator ke katrol.
b)      Frekuensi vibrator
Definisi operasional      : Frekuensi vibrator adalah besar frekuensi yangdigunakan untuk menggetarkan tali.

D.    Prosedur Percobaan
1.      Ikatlah salah satu ujung tali pada lengan penggerak vibrator, sedangkan ujung yang lainnya diikatkan pada piring beban dengan melewati katrol.
2.      Hubungkan vibrator dengan sumber arus yang berasal dari slide regulator, sehingga lengan penggerak vibrator bergetar dengan frekuensi yang tetap. Catat frekuensi gerakan vibrator.
3.      Letakkan keeping-keping beban pada piringan beban, serta mengatur tegangan tali sehingga terjadi gelombang berdiri.
4.      Hitunglah jumlah simpul yang terjadi di sepanjang tali.
5.      Ukurlah jarak simpul terjauh.
6.      Ulangi percobaan 3 sampai 5 beberapa kali dengan jumlah simpul yang berbeda-beda, dengan menambah keping-keping beban pada piring beban.
7.      Ukurlah massa dan panjang tali seluruhnya untuk menghitung massa per satuan panjang tali. (menentukan massa jenis linear)
8.      Lengkapilah tabel pengamatan dan kesimpulan.



E.     Alur Kerja
Ujung tali 1
Ujung tali 2
Vibrator
Frekuensi getaran vibrator
Keping-keping beban
Tegangan tali
Jumlah simpul
Jarak simpul terjauh
Massa dan panjang tali
Massa jenis linear
 
· Di ukur
· Di hitung massa per satuan panjang talinya
·  
· Di ukur
· Diulangi 3x dengan jumlah simpul yang bebeda dengan menambah keping-keping beban pada piring beban
· Di hitung jumlah simpulnya di sepanjang tali
· Diatur hingga terjadi gelombang berdiri
· Diletakkan pada piringan beban
· Di catat
· Di hubungkan dengan sumber arus dari slide regulator sehingga lengan penggerak vibrator bergetar dengan frekuensi tetap
· Di ikatkan pada piring beban dengan melewati katrol
· Di ikatkan pada lengan penggerak vibrator



















BAB IV
DATA, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN
A.    DATA
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan diperoleh data sebagai berikut:

Tabel Hasil Percobaan Cepat Rambat Gelombang pada Dawai
No.
(m±0,01)kg
n
( ±0,1)m
F (N)
v= f x
(v±0,01)m/s
v =
(v±0,01)m/s
1.
0,10
4
0,3
0,980
15,00
16,10
2.
0,12
3
0,4
1,176
20,00
17,64
3.
0,14
3
0,4
1,372
20,00
19,05
4.
0,16
3
0,4
1,568
20,00
20,37
5.
0,18
3
0,4
1,764
20,00
21,60

Keterangan:
f            = 50 Hz
mdawai    = 3,68 x 10-3 kg
L           = 0,974 m
g           = 9,8 m/s

B.     ANALISIS
Dari data percobaan “Cepat Rambat Gelombang pada Tali” yang telah kami lakukan dapat diketahui bahwa percobaan tersebut dilakukan sebanyak 5 kali percobaan dengan massa beban yang berbeda. Massa beban yang digunakan pada percobaan 1,2,3,4,dan 5 secara berturut-turut adalah 0,10 kg; 0,12 kg; 0,14 kg; 0,16 kg; dan 0,18 kg. Pada percobaan tersebut frekuensi yang digunakan yaitu 50 Hz, dan massa dawai yang digunakan yaitu sebesar 3,68 x 10-3 kg dengan panjang 0,974 m. Sedangkan percepatan gravitasi bumi yang digunakan sebesar 9,8 m/s.
Pada percobaan pertama dengan menggunakan massa beban 0,10 kg diperoleh jumlah perut sebanyak 4 perut. Dengan menggunakan persamaan , diperoleh panjang gelombang  sebesar 0,3 m. Kemudian dengan menggunakan persamaan F = m.g didapat berat beban/gaya tegang dawai sebesar 0,980 N. Selanjutnya untuk menentukan nilai cepat rambat gelombang digunakan dua persamaan yaitu v= f x  dan v= . Dari persamaan tersebut dapat diketahui nilai cepat rambat gelombang yaitu masing-masing sebesar 15,00 m/s dan 16,10 m/s.
Pada percobaan kedua dengan menggunakan massa beban 0,12 kg diperoleh jumlah perut sebanyak 3 perut. Dengan menggunakan persamaan , diperoleh panjang gelombang  sebesar 0,4 m. Kemudian dengan menggunakan persamaan F = m.g didapat berat beban/gaya tegang dawai sebesar 1,176 N. Selanjutnya untuk menentukan nilai cepat rambat gelombang digunakan dua persamaan yaitu v= f x  dan v= . Dari persamaan tersebut dapat diketahui nilai cepat rambat gelombang yaitu masing-masing sebesar 20,00 m/s dan 17,64 m/s.
Pada percobaan ketiga dengan menggunakan massa beban 0,14 kg diperoleh jumlah perut sebanyak 3 perut. Dengan menggunakan persamaan , diperoleh panjang gelombang  sebesar 0,4 m. Kemudian dengan menggunakan persamaan F = m.g didapat berat beban/gaya tegang dawai sebesar 1,372 N. Selanjutnya untuk menentukan nilai cepat rambat gelombang digunakan dua persamaan yaitu v= f x  dan v= . Dari persamaan tersebut dapat diketahui nilai cepat rambat gelombang yaitu masing-masing sebesar 20,00 m/s dan 19,05 m/s.
Pada percobaan keempat dengan menggunakan massa beban 0,16 kg diperoleh jumlah perut sebanyak 3 perut. Dengan menggunakan persamaan , diperoleh panjang gelombang  sebesar 0,4 m. Kemudian dengan menggunakan persamaan F = m.g didapat berat beban/gaya tegang dawai sebesar 1,568 N. Selanjutnya untuk menentukan nilai cepat rambat gelombang digunakan dua persamaan yaitu v= f x  dan v= . Dari persamaan tersebut dapat diketahui nilai cepat rambat gelombang yaitu masing-masing sebesar 20,00 m/s dan 20,37 m/s.
Sedangkan pada percobaan terakhir dengan menggunakan massa beban 0,18 kg diperoleh jumlah perut sebanyak 3 perut. Dengan menggunakan persamaan , diperoleh panjang gelombang  sebesar 0,4 m. Kemudian dengan menggunakan persamaan F = m.g didapat berat beban/gaya tegang dawai sebesar 1,764 N. Selanjutnya untuk menentukan nilai cepat rambat gelombang digunakan dua persamaan yaitu v= f x  dan v= . Dari persamaan tersebut dapat diketahui nilai cepat rambat gelombang yaitu masing-masing sebesar 20,00 m/s dan 21,60 m/s.

C.    PEMBAHASAN
Percobaan cepat rambat gelombang pada dawai dilakukan sebanyak 5 kali percobaan dengan massa beban yang berbeda. Massa beban yang digunakan pada percobaan 1,2,3,4,dan 5 secara berturut-turut yaitu 0,10 kg; 0,12 kg; 0,14 kg; 0,16 kg; dan 0,18 kg sehingga dengan menggunakan persamaan F = m.g didapat berat beban/gaya tegang dawai pada masing-masing percobaan  sebesar 0,980 N; 1,176 N; 1,372 N; 1,568 N; dan 1,764 N.
Di dalam percobaan tersebut, terdapat dua persamaan yang digunakan untuk menentukan cepat rambat gelombang pada dawai yaitu:
 v= f x  ....................persamaan 1
dan
v= ....................persamaan 2
Pada percobaan pertama dengan massa beban 0,10 kg diperoleh 4 perut, dan dengan menggunakan persamaan , diperoleh panjang gelombang  sebesar 0,3 m. Selanjutnya untuk menentukan nilai cepat rambat gelombang digunakan dua persamaan yaitu v = f x  (persamaan 1) dan v=   (persamaan 2). Dari persamaan 1 dan 2 diperoleh nilai cepat rambat gelombang masing-masing sebesar 15,00 m/s dan 16,10 m/s. Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan selisih sebesar 1,10 m/s dengan taraf ketidakpastian sebesar 6,83% dan taraf ketelitian sebesar 93,17%.
Pada percobaan kedua dengan massa beban 0,12 kg diperoleh 3 perut, dan dengan menggunakan persamaan , diperoleh panjang gelombang  sebesar 0,4 m. Sama halnya dengan percobaan pertama, untuk menentukan nilai cepat rambat gelombang digunakan dua persamaan yaitu v = f x  (persamaan 1) dan v=   (persamaan 2). Dari persamaan 1 dan 2 diperoleh nilai cepat rambat gelombang masing-masing sebesar 20,00 m/s dan 17,64 m/s. Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan selisih sebesar 2,36 m/s  dengan taraf ketidakpastian sebesar 11,80 % dan taraf ketelitian sebesar 88,20%.
Pada percobaan ketiga dengan massa beban 0,14 kg diperoleh 3 perut, dan dengan menggunakan persamaan , diperoleh panjang gelombang  sebesar 0,4 m. Sama halnya dengan percobaan sebelum-sebelumnya, untuk menentukan nilai cepat rambat gelombang digunakan dua persamaan yaitu v = f x  (persamaan 1) dan v=   (persamaan 2). Dari persamaan 1 dan 2 diperoleh nilai cepat rambat gelombang masing-masing sebesar 20,00 m/s dan 19,05 m/s. Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan selisih sebesar 0,95 m/s  dengan taraf ketidakpastian sebesar 4,80 % dan taraf ketelitian sebesar 95,20%.
Pada percobaan keempat dengan massa beban 0,16 kg diperoleh 3 perut, dan dengan menggunakan persamaan , diperoleh panjang gelombang  sebesar 0,4 m. Untuk menentukan nilai cepat rambat gelombang digunakan dua persamaan yaitu v = f x  (persamaan 1) dan v=   (persamaan 2). Dari persamaan 1 dan 2 diperoleh nilai cepat rambat gelombang masing-masing sebesar 20,00 m/s dan 20,37 m/s. Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan selisih sebesar 0,37 m/s  dengan taraf ketidakpastian sebesar 1,80 % dan taraf ketelitian sebesar 98,20%.
Kemudian pada percobaan terakhir dengan massa beban 0,18 kg diperoleh 3 perut, dan dengan menggunakan persamaan , diperoleh panjang gelombang  sebesar 0,4 m. Untuk menentukan nilai cepat rambat gelombang digunakan dua persamaan yaitu v = f x  (persamaan 1) dan v=   (persamaan 2). Dari persamaan 1 dan 2 diperoleh nilai cepat rambat gelombang masing-masing sebesar 20,00 m/s dan 21,60 m/s. Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan selisih sebesar 1,60 m/s  dengan taraf ketidakpastian sebesar 7,40 % dan taraf ketelitian sebesar 92,60%.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pada percobaan 1 dengan massa beban 0,10 kg diperoleh panjang gelombang sebesar 0,3 m sehingga menghasilkan nilai cepat rambat gelombang sebesar 15,00 m/s (dengan menggunakan persamaan 1). Sedangkan pada percobaan 2,3,4, dan 5 diperoleh nilai cepat rambat yang sama yaitu sebesar 20,00 m/s (dengan menggunakan persamaan 1). Kesamaan nilai cepat rambat gelombang pada percobaan 2,3,4,dan 5 yang menggunakan persamaan v = f x  tersebut dikarenakan jumlah perut yang timbul saat dawai bergetar adalah sama yaitu 3 perut, sehingga panjang gelombangnya menjadi sama karena panjang dawai yang digunakan adalah sama. Dengan frekuensi yang sama dan nilai panjang gelombang yang sama pula, maka diperoleh nilai cepat rambat gelombang yang sama pula. Namun, ketika melihat percobaan 1 dan 2 dapat diketahui bahwa besar kecilnya massa beban memiliki pengaruh terhadap cepat rambat gelombang. Dari hasil percobaan 1 dan 2 dengan menggunakan persamaan v = f x  (persamaan 1) diperoleh bahwa semakin besar massa beban yang digunakan maka semakin besar pula cepat rambat gelombang tersebut.
Selanjutnya dengan menggunakan persamaan v=   (persamaan 2) diperoleh nilai cepat rambat gelombang pada masing-masing percobaan sebesar 16,10 m/s; 17,64 m/s; 19,05 m/s; 20,37 m/s; dan 21,60 m/s. Dari hasil  tersebut dapat diketahui secara jelas bahwa massa beban yang digantungkan berpengaruh terhadap cepat rambat gelombang, dimana jika massa beban yang digunkan semakin besar maka cepat rambat gelombangnya juga akan semakin besar. Hal ini dikarenakan massa beban berpengaruh terhadap F (berat beban/gaya tegang dawai), dimana jika massa beban semakin besar maka nilai F akan semakin besar. Dengan nilai F yang semakin besar dan massa jenis linear (  bernilai tetap, maka cepat rambat gelombang pada dawai akan semakin besar.
Dari percobaan tersebut diketahui bahwa massa beban yang digunakan pada percobaan tersebut dapat berpengaruh terhadap cepat rambat gelombang pada dawai yang digetarkan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin besar massa beban yang digunakan, maka cepat rambat gelombang yang dihasilkan juga semakin besar. Hal ini sudah sesuai dengan teori yang ada.Dari percobaan tersebut diperoleh taraf ketidakpastian dan taraf ketelitian dari setiap percobaan. Taraf ketidakpastian pada percobaan 1, 2, 3, 4, dan 5 secara berturut-turut adalah 6,83 %; 11,80 %; 4,80%; 1,80%; dan 7,40% dengan taraf ketelitian sebesar 93,17 %; 88,20 %; 95,20 %; 98,20 %; dan 92,60 %. Ketidakpastian yang diperoleh dapat disebabkan oleh beberapa faktor misalnya dawai yang digunakan sudah tidak bisa diluruskan lagi atau sudah banyak lipatan. Kemudian dari dawai yang sudah tidak dapat diluruskan tersebut akan mempersulit praktikan dalam melakukan pengukuran panjang dawai, sehingga hasil pengukuran panjang dawai yang digunakan belum benar-benar akurat. Dengan demikian, praktikan harus lebih teliti dalam melakukan pengukuran-pengukuran yang dilakukan dalam percobaan misalnya dalam mengukur panjang dawai, dan harus berhati-hati dalam menggunakan alat yang terkadang bisa error ketika digunakan.

Dimana v1 menggunakan persamaan:
v1 = f x
Sedangkan v2menggunakan persamaan:
v2=

Keterangan:
No.
Massa Beban (kg)
v1 (m/s)

v2 (m/s)
  1.
0,10
15,00
16,10
2.
0,12
20,00
17,64
3.
0,14
20,00
19,05
4.
0,16
20,00
20,37
5.
0,18
20,00
21,60






BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan diperoleh bahwa cepat rambat gelombang pada tali dapat ditentukan dengan menggunakan dua persamaan yang berbeda yaitu v = f x  dan v= . Dengan menerapkan persamaan tersebut diperoleh kesimpulan bahwa semakin besar massa beban yang digantungkan pada dawai, maka semakin besar pula cepat rambat gelombang yang dihasilkan. Dimana dengan persamaan tersebut diperoleh nilai selisih cepat rambat gelombang pada percobaan 1, 2, 3, 4, dan 5 masing-masing secara berturut-turut yaitu sebesar 1,10 m/s; 2,36 m/s; 0,95 m/s; 0,37 m/s; dan 1,60 m/s dengan taraf ketidakpastian secara berturut-turut adalah 6,83 %; 11,80 %; 4,80%; 1,80%; dan 7,40% serta taraf ketelitian sebesar 93,17 %; 88,20 %; 95,20 %; 98,20 %; dan 92,60 %.

B.     Saran
Saran yang dapat diberikan untuk percobaan cepat rambat gelombang pada tali yaitu sebaiknya tali/ dawai yang digunakan masih bagus atau tidak banyak lipatan/ lekukan, dan setelah dawai digunakan sebaiknya dawai tersebut digulung dan disimpan secara rapi.Selain itu, praktikan harus teliti dalam melakukan pengukuran panjang dawai, dan praktikan juga harus sabar serta hati-hati dalam menggunakan alat yang terkadang error ketika digunakan. Hal ini untuk mengurangi kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi dalam melakukan percobaan.



DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2015. Gelombang Bunyi pada Dawai atau Senar (Online). (http://fisikon.com/kelas3/index.php?option=com_content&view=article&id=87&Itemid=138, diakses 22 Oktober 2015).

Anonim.2015. Gelombang Stasioner (Online). (http://www.instafisika.com/2015/04/kelas-xii-gelombang-stasioner.html, diakses 23 Oktober 2015).
Anonim.2015.  Percobaan Melde (Online). (http://fisikaoneoke.files.wordpress.com/, diakses 22 Oktober 2015).

Anonim.2015. Persamaan Simpangan Gelombang Stasioner Ujung Tetap (Online). (http://fisikastudycenter.com/materi-fisika-sma/224-gelombang-persamaan-simpangan-gelombang-stasioner-ujung-tetap, diakses 23 Oktober 2015).
Giancoli. 1999. Fisika Jilid 1 edisi kelima. Jakarta : Erlangga.

Tim. 2015.ModulPraktikum Gelombang dan Optik. Surabaya: Laboratorium IPA Dasar FMIPA Unesa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar