Welcome To My Blog

Rabu, 23 Desember 2015

LAPORAN PRAKTIKUM UJI KERENYAHAN



LAPORAN PRAKTIKUM FLUIDA
“UJI KERENYAHAN”

sipp

Disusun Oleh :
Kelompok 7/ Pendidikan IPA B 2013
1.      Deassy Laily Paramita               (13030654043)
2.      Citra Sri Rahayu                        (13030654065)
3.      Faroh Novianti M.                      (13030654067)
4.      Dwi Rahmawaty                         (13030654073)

S1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2015


ABSTRAK
Telah kami lakukan praktikum  tentang uji kerenyahan di laboratorium IPA Unesa pada hari Rabu tanggal 29 Mei 2015  yang bertujuan untuk  mengetahui pengaruh jenis kerupuk terhadap kerenyahan kerupuk. Adapun metode yang digunakan yaitu merancang alat terlebih dahulu, kemudian meletakkan kerupuk pada balok penyangga, lalu memberikan gaya tekan menggunakan balok tekan di atas kerupuk, setelah itu mencatat hasil yang ditunjuk oleh neraca dan mengulangi langkah tersebut di atas untuk 3 kerupuk selanjutnya. Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa tingkat kerenyahan dari masing-masing kerupuk itu berbeda bergantung dari jenis kerupuknya. Dan dari 3 jenis kerupuk yang kami gunakan untuk uji kerenyahan, gaya yang diperlukan untuk menekan kerupuk udang, kerupuk puli dan keripik getuk berturut-turut adalah 10,78 N; 136,22 N; dan 49,98 N. Kerupuk udang merupakan kerupuk yang paling renyah yaitu dengan ∆m sebesar 1,1 gram, sedangkan untuk kerupuk puli memiliki ∆m sebesar 13,9 gram dan untuk keripik getuk memiliki ∆m sebesar 5,1 gram. Hasil percobaan ini menunjukkan bahwa tingkat kerenyahan kerupuk disebabkan karena beberapa faktor, diantaranya sifat kerupuk itu sendiri, bahan baku kerupuk serta pengolahan kerupuk yang berupa penggorengan, pengukusan, pengeringan, dll. Kerenyahan juga dipengaruhi oleh komponen mikro struktur bahan kerupuk itu sendiri, semakin halus mikro strukturnya maka produk yang dihasilkan lebih mudah pecah saat digigit, dikunyah atau dihancurkan sehingga produk yang dihasilkan semakin renyah.

Kata kunci: massa kerupuk, gaya (F), jenis kerupuk, dan kerenyahan.












DAFTAR ISI

Halaman Cover................................................................................................ i
Abstrak............................................................................................................. ii
Daftar isi.......................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan......................................................................................... 1
A.    Latar Belakang...................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah................................................................................. 1
C.     Tujuan Percobaan.................................................................................. 1
D.    Hipotesis............................................................................................... 1
BAB II Kajian Teori........................................................................................ 3
BAB III Metode Percobaan............................................................................ 7
A.    Rancangan Percobaan........................................................................... 7
B.     Alat dan Bahan..................................................................................... 7
C.     variabel Percobaan................................................................................ 7
D.    Alur Kerja............................................................................................. 8
BAB IV Data dan Analisis.............................................................................. 10
A.    Data...................................................................................................... 10
B.     Analisis................................................................................................. 10
C.     Pembahasan.......................................................................................... 11
BAB V Penutup............................................................................................... 13
A.    Kesimpulan........................................................................................... 13
B.     Saran..................................................................................................... 13
Daftar Pustaka................................................................................................. 14
Lampiran ......................................................................................................... 15



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Kerupuk merupakan makanan ringan yang dibuat dari adonan tepung tapioka dan dicampur dengan bahan perasa, seperti udang atau ikan. Tekstur kerupuk yang baik memiliki kerenyahan yang baik, volume mengembang dengan baik dan penampilan menarik. Sifat renyah pada produk kerupuk berpengaruh terhadap kualitas produk pangan dan berperan dalam metode penyimpanan suatu produk pangan. Karena jenis dari tiap kerupuk berbeda tingkat kerenyahannya, maka akan diuji kerenyahannya.
Pegujian makanan meliputi dua hal, pengujian subyektif yang melibatkan panca indera dan pengujian objektif yang menggunakan parameter-parameter pada bidang biologi, fisika, dan kimia. “Uji Kerenyahan” sering dilakukan dengan memanfaatkan tanggapan indera seseorang terhadap renyahnya makanan, termasuk uji mutu organoleptik. Dalam praktikum yang kali ini, kami menggunakan jenis kerupuk sebagai pengaruh kerenyahan atau elastisitas kerupuk. Kerupuk mempunyai elastisitas yang mempunyai batas elastisitas itu sendiri. Artinya, kerupuk bisa patah ketika kerupuk tersebut diberi gaya tertentu sampai mencapai titik patah.

B.     Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut:
Bagaimanakah pengaruh jenis kerupuk terhadap kerenyahan kerupuk?

C.    Tujuan
Untuk mengidentifikasi pengaruh jenis kerupuk terhadap kerenyahan kerupuk.

D.    Hipotesis
Dari rumusan masalah di atas, dapat diambil suatu hipotesis yaitu sebagai berikut:
“Jenis kerupuk dapat mempengaruhi tingkat kerenyahan kerupuk. Semakin besar gaya yang diberikan untuk menekan kerupuk, maka tingkat kerenyahan kerupuk semakin rendah. Dan semakin kecil gaya yang diberikan untuk menekan kerupuk, maka tingkat kerenyahan kerupuk akan semakin tinggi.




























BAB II
KAJIAN TEORI

A.    Elastisitas
     Elastisitas adalah kecenderungan pada suatu benda untuk berubah dalam bentuk baik panjang, lebar maupun tingginya, tetapi massanya tetap, hal itu disebabkan oleh gaya-gaya yang menekan atau menariknya, pada saat gaya ditiadakan bentuk kembali seperti semula. Contoh benda elastis yaitu pegas, karet, dan lain-lain. Contoh benda tak elastis yaitu kayu, tanah, plastisin, dan lain-lain.
           Sifat elastisitas dari bahan yaitu jika gaya yang diberikan pada bahan dihilangkan,  maka akan kembali ke bentuk semula. Dan batas elastisitas dari bahan terjadi jika gaya yang diberikan pada bahan terlalu besar, sehingga benda tidak akan mampu kembali ke bentuk semula sepenuhnya. Sifat elastisitas dapat bermanfaat pada kehidupan kita, terutama pada bidang bangunan (arsitek), jika penggunaan bahan tidak tepat atau batas elastisitasnya rendah akan membahayakan struktur bangunan, kabel-kabel penopang pada jembatan-jembatan besar memiliki batas elastisitas yang cukup besar sehingga mampu menahan beban dan goncangan.

Besaran-Besaran dalam Elastisitas

  1.  Tegangan (stress)
Tegangan adalah besarnya gaya yang bekerja pada permukaan benda persatuan luas. Tegangan dalam elastisitas dirumuskan:
rumus elastisitas tegangan\ =\frac{gaya}{satuan\ luas}\ atau\ \sigma =\frac{F}{A}

Tegangan sama seperti tekanan, ia memiliki satuan Pascal (Pa) atau N/m2
  1. Regangan (strain)
    Regangan dalam elastisitas adalah pertambahan panjang yang terjadi pada suatu benda karena pengaruh gaya luar per panjang mula-mula benda tersebut sebelum gaya luar bekerja padanya. Regangan dirumuskan:
regangan\ =\frac{\Delta \ pajang}{panjang\ awal}\ atau\ e =\frac{\Delta l}{l_{o}}

Karena regangan adalah perbandingan dari dua besaran yang sejenis maka regangan hanya seperti koefisien (tanpa punya satuan).
  1. Modulus Elastis (Modulus Young)
    Definisi dari modulus young adalah perbandingan antara tegangan dengan regangan. Di rumuskan
Modulus\ Elastis\ =\frac{tegangan}{regangan}\ atau\ E =\frac{\sigma}{e}
Jika kita menguraikan rumus tegangan dan regangan di dapat persamaan:
E=\frac{\sigma }{e}=\frac{\frac{F}{A}}{\frac{\Delta l}{l_{o}}}=\frac{F.l_{o}}{A.\Delta l}
B.     Kerupuk
Kerupuk merupakan salah satu produk pangan yang berasal dari Indonesia, terbuat dari tepung tapioka atau pati sagu dan dicampur dengan bahan tambahan pangan dan dilakukan proses penggorengan dengan minyak sebelum disajikan. Bahan dasar tersebut pada umumnya memiliki kualitas gizi yang kurang baik terutama pada kandungan protein, sehingga diperlukan penambahan bahan lain yang tinggi protein untuk meningkatkan nilai gizinya
Penambahan bahan non pati seperti lumatan ikan laut, ikan nila, udang, telur, dan lainnya yang suka mengikat air dapat menyulitkan proses pemasakkan pati karena denaturasi protein akan menurunkan kemampuan mengikat air. Semakin banyak penambahan bahan non pati, maka akan semakin nikmat secara organoleptik. Namun di sisi lain, penambahan bahan non pati akan menurunkan pengembangan kerupuk pada saat pematangan yang mempengaruhi pada tingkat kerenyahannya. Padahal, kerenyahan merupakan penentu utama tingkat penerimaan kerupuk Pembuatan kerupuk melalui beberapa tahapan, yaitu pembuatan adonan, pengukusan gelondong adonan, pendinginan, pengeringan, dan proses pematangan. Proses pematangan yang biasa dilakukan dalam pembuatan kerupuk adalah dengan proses penggorengan.
Kerupuk memiliki tekstur berongga dan renyah. Hal ini merupakan salah satu mutu dari kerupuk. Sifat renyah pada produk kerupuk dan crackers berpengaruh terhadap kualitas produk pangan dan berperan dalam metode penyimpanan suatu produk pangan. Sifat kerupuk mudah melempem, hal ini berkaitan dengan kelembapan udara lingkungan dan tingkat penyerapan air pada produk kerupuk. Kelembapan udara di Indonesia yang relatif tinggi (80%-90%) memacu teknologi pembentukan bahan pengemas yang tahan kondisi lingkungan sesuai dengan produk bahan yang dikemas. Bahan pengemas tahan uap air dan udara yang sering digunakan untuk produk kerupuk adalah plastik, kaleng, dan gelas.

C.    Gaya dan Tekanan
Gaya didefinisikan sebagai suatu tarikan atau suatu dorongan yang dikerahkan oleh sebuah benda terhadap benda lain. Pengaruh gaya pada benda antara lain sebagai berikut:
·         Menyebabkan perubahan kecepatan gerak benda.
·         Menyebabkan benda diam menjadi bergerak dan sebaliknya.
·         Mengubah arah gerak benda.
·         Mengubah bentuk suatu benda.
            Salah satu jenis dari gaya yaitu gaya tekan normal. Gaya tekan normal adalah gaya yang diberikan oleh lantai (bidang) pada benda. Arah gaya tekan normal selalu tegak lurus terhadap bidang (baik bidang horisontal maupun bidang miring). Gaya tekan normal timbul akibat dari gaya berat benda yang menekan lantai. Pada contoh di bawah ini, gaya berat menekan lantai akibatnya lantai melawan dengan memberi gaya ke atas pada balok. Gaya ke atas oleh lantai (bidang) inilah yang disebut gaya tekan normal. Besarnya gaya tekan normal ini dipengaruhi oleh posisi bidang tempat balok berada.

Tekanan merupakan besarnya gaya yang bekerja per satuan luas. Jika tekanan dilambangkan dengan p, gaya tekan F, dan luas bidang tekan A, maka hubungan antara tekanan, gaya dan luas permukaan adalah :
P =
Keterangan:
P = tekanan (N/m2 = Pa)
F = gaya (N)
A = luas bidang tekan (m2)
Oleh karena dalam SI satuan gaya adalah N, dan satuan luas adalah m2, maka satuan tekanan adalah N/m2.  Satuan tekanan dalam SI adalah Pascal (disingkat Pa).
1Pa = 1 N/m2.





BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
A.    Rancangan Percobaan

neraca-digital.png
Gambar rancangan percobaan uji kerenyahan kerupuk

B.     Alat dan Bahan
1.      Alat
a)      Neraca digital                   1 buah
b)      Balok kayu                       3 buah
2.      Bahan
a)      Kerupuk udang
b)      Kerupuk puli
c)      Keripik gethuk

C.    Variabel Pecobaan
Variabel manipulasi                 :   Jenis kerupuk
Definisi Operasional               : Jenis kerupuk yang digunakan dalam praktikum ini yaitu kerupuk udang, kerupuk puli, dan keripik gethuk.
Variabel kontrol                      :   Luas penampang alat tekan, dan massa kerupuk.
Definisi Operasional               :    Alat tekan berupa balok dengan luas penampang tertentu dan sama digunakan untuk setiap jenis kerupuk. Dan massa kerupuk dari masing-masing jenis kerupuk yang digunakan adalah sama yaitu sebesar 2,3 gram.
Variabel Respon                      :   Kerenyahan kerupuk
Definisi Operasional               : Tingkat kekuatan kerupuk bertahan dari tekanan.

D.    Prosedur Percobaan
  1. Langkah Percobaan
a.       Mempersiapkan alat dan bahan.
b.      Menimbang masing-masing balok, dan kerupuk dengan menggunakan  neraca digital.
c.       Merancang alat sesuai dengan rancangan percobaan.
d.      Meletakkan kerupuk di atas penyangga. Selanjutnya, menekan kerupuk dan penyangga dengan alat penekan hingga patah. Kemudian mengamati dan mencatat massa kerupuk saat patah.
e.       Mengurangi massa akhir saat kerupuk patah dengan massa kerupuk dan massa penyangga lalu mencatat perubahan massa kerupuk.
f.       Mengulangi langkah tersebut untuk kerupuk 2 dan 3. menghitung tegangan tiap kerupuk serta mencatat hasilnya ke dalam tabel hasil pengamatan.








2.      Alur Perocbaan


 































BAB IV
DATA ANALISIS
A.    Data
Tabel Hasil Pengamatan Percobaan Uji Kerenyahan pada Kerupuk
No.
Jenis Kerupuk
d () mm
m0 () gr
m kerupuk + balok () gr
m setelah ditekan () gr
 () gr
1.
Kerupuk Udang
3,30
2,3
377,8
378,9
1,1
2.
Kerupuk Puli
3,25
2,3
377,8
391,7
13,9
3.
Keripik Gethuk
1,45
2,3
377,8
382,9
5,1

B.     Analisis
          Dari tabel hasil praktikum uji kerenyahan, kerupuk udang memiliki diameter 3,30 mm, kerupuk puli diameternya 3,25 mm, sedangkan keripik gethuk memiliki diameter 1,45 mm.  Kerupuk udang, kerupuk puli, dan keripik gethuk ditimbang menggunakan neraca digital sampai ketiga kerupuk tersebut memiliki massa yang sama yaitu 2,3 gram. Setelah massa masing-masing kerupuk ditimbang, ditimbang pula kerupuk dan balok sebagai penyangga sehingga didapat massa kerupuk dan balok untuk setiap jenis kerupuk adalah sama yaitu 377,8 gram karena massa kerupuk dan balok yang digunakan sama. Kerupuk yang telah diletakkan di atas penyangga ditekan menggunakan balok sampai terdengar bunyi krek pertama kemudian dicatat massa yang terlihat pada neraca. Didapat massa kerupuk udang, kerupuk puli, dan keripik gethuk setelah ditekan berturut-turut adalah 378,9 gram; 391,7 gram; 382,9 gram. Dari massa kerupuk setelah ditekan dan massa kerupuk dan balok dapat diperoleh perubahan massa akhir kerupuk yaitu 1,1 gram; 13,9 gram; dan 5,1 gram untuk kerupuk udang, kerupuk puli, serta keripik gethuk.

C.    Pembahasan

No.
Jenis Kerupuk
d () mm
m0 () gr
m kerupuk + balok () gr
m setelah ditekan () gr
 () gr
F
(F=
1.
Kerupuk Udang
3,30
2,3
377,8
378,9
1,1
10,78
2.
Kerupuk Puli
3,25
2,3
377,8
391,7
13,9
136,22
3.
Keripik Gethuk
1,45
2,3
377,8
382,9
5,1
49,98

Berdasarkan tabel di atas, gaya yang diperlukan untuk menekan kerupuk udang, kerupuk puli dan keripik gethuk berturut-turut adalah 10,78 gram; 136,22 gram; dan 49,98 gram. Gaya yang diberikan untuk menekan kerupuk udang sampai bunyi krek pertama terdengar lebih kecil dibandingkan gaya yang harus diberikan untuk menekan kerupuk puli dan keripik gethuk. Namun, dibutuhkan gaya yang lebih besar untuk menekan kerupuk puli sampai bunyi krek pertama terdengar. Karena kerupuk puli mengalami pemekaran yang besar jika dibandingkan ketika sebelum dan sesudah digoreng, selain itu kerupuk puli juga lebih mudah menyerap uap air jika dibiarkan dalam ruang terbuka. Hal ini menyebabkan kerupuk puli memiliki tingkat kerenyahan yang rendah dibandingkan kerupuk udang, sedangkan kerupuk gethuk tidak mudah menyerap uap air. Sehingga tingkat kerenyahan kerupuk jika dihubungkan dengan gaya yang diberikan untuk menekan kerupuk sampai bunyi krek terdengar adalah semakin besar gaya yang diberikan untuk menekan kerupuk maka tingkat kerenyahan kerupuk semakin rendah sedangkan semakin kecil gaya yang diberikan untuk menekan kerupuk maka tingkat kerenyahan kerupuk semakin tinggi. Berdasarkan hal tersebut, kerupuk yang memiliki tingkat kerenyahan tertinggi dari ketiga jenis kerupuk tersebut adalah kerupuk udang sedangkan kerupuk yang memiliki tingkat kerenyahan terendah dari ketiga jenis kerupuk tersebut adalah kerupuk puli. Tingkat kerenyahan kerupuk jika diurutkan dari yang tertinggi sampai terendah yaitu kerupuk udang, keripik gethuk, dan kerupuk puli. Tingkat kerenyahan krupuk disebabkan karena beberapa faktor, diantaranya sifat kerupuk itu sendiri, bahan baku kerupuk serta pengolahan kerupuk yang berupa penggorengan, pengukusan, pengeringan, dan lain-lain. Kerenyahan kerupuk berhubungan erat dengan tingkat kemekaran kerupuk. Tingkat kemekaran kerupuk pada saat penggorengan sangat ditentukan oleh kadar air dalam kerupuk terseput. Semakin banyak kandungan air pada kerupuk, maka tingkat kemekaran kerupuk akan rendah. Kerenyahan kerupuk akan meningkat sejalan dengan volume  kemekaran kerupuk saat digoreng. Kerenyahan juga dipengaruhi oleh komponen mikro struktur bahan kerupuk itu sendiri, semakin halus mikro strukturnya maka produk yang dihasilkan lebih mudah pecah saat digigit, dikunyah atau dihancurkan sehingga produk yang dihasilkan semakin renyah.










BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kerenyahan dari krupuk dipengaruhi oleh jenis krupuk. Semakin besar gaya yang diberikan untuk menekan kerupuk, maka tingkat kerenyahan kerupuk semakin rendah. Dan semakin kecil gaya yang diberikan untuk menekan kerupuk, maka tingkat kerenyahan kerupuk akan semakin tinggi. Kerupuk yang memiliki tingkat kerenyahan tertinggi dari ketiga jenis kerupuk tersebut adalah kerupuk udang sedangkan kerupuk yang memiliki tingkat kerenyahan terendah dari ketiga jenis kerupuk tersebut adalah kerupuk puli.
B.     Saran
Sebaiknya di dalam pelaksanaan praktikum ini ACnya dimatikan karena mempengaruhi tingkat kerenyahan krupuk, dimana dengan adanya AC dapat menyebabkan kerupuk lebih mudah/ cepat mlempem. Selain itu seharusnya praktikan lebih teliti dalam menimbang massa krupuk.











DAFTAR PUSTAKA

Alizar. Elastisitas Dan Plastisitas, Modulus Elastik, Konstanta Gaya. (Online) Http://Kk.Mercubuana.Ac.Id/Elearning/Files_Modul/11001-12-800964449862.Pdf . Pusat Pengembangan Bahan Ajar-UMB. Diakses pada tanggal 2 Mei 2015
Anonim. Gaya Tekan Normal. (Online) Http://Www.Elsmandagiri.Com/ Fxbab4/3_Gaya_Tekan_Normal.Html. Diakses pada tanggal 2 Mei 2015
Giancoli, D. 1995. Physics Principles With Application. New Jersey: Prentice Hall.
Tim. 2015. Modul Praktikum Fluida. Surabaya: Prodi Pendidikan IPA UNESA.














LAMPIRAN

Menimbang massa Kerupuk Udang
 
P_20150429_101813.jpg
P_20150429_102624.jpg
Menimbang massa Kerupuk Puli
 
Menimbang massa Keripik Gethuk
 
P_20150429_102647.jpg
Menimbang massa Balok Penyangga
 
P_20150429_102837.jpg
Menyusun Alat dan Bahan
 
P_20150429_102903.jpg
Memberikan gaya tekan pada kerupuk puli
 
P_20150429_103644.jpg




Tidak ada komentar:

Posting Komentar