Welcome To My Blog

Rabu, 23 Desember 2015

Laporan praktikum AIR SODA



ABSTRAK
Percobaan tentang penambahan larutan pekat gula ke dalam air soda yang telah dilakukan bertujuan untuk menghitung jumlah kalori dalam 1 liter minuman bersoda. Metode yang digunakan yaitu dengan membuat larutan pekat gula 70% kemudian menambahkannya ke dalam air soda dan mencicipinya. Percobaan ini dilakukan sebanyak 3 kali. Dari percobaan yang dilakukan diperoleh bahwa air soda sebanyak 200 ml membutuhkan larutan pekat gula sebanyak 30 ml untuk mencapai rasa yang sangat mirip dengan minuman ringan bersoda. Hal ini berarti dalam 1 liter air soda dibutuhkan 150 ml larutan pekat gula. Jika 1 ml gula mengandung 4 kalori, maka dalam 1 liter air soda akan mengandung 600 kalori. Jika seseorang yang bertubuh normal sering mengkonsumsi minuman bersoda, maka orang tersebut akan berpotensi menyebabkan obesitas. Hal ini dikarenakan minuman bersoda merupakan minuman yang tinggi kalori, tetapi memiliki kandungan nutrisi rendah. Dan kalori ini tidak bisa dibakar menjadi energi tubuh, sehingga kalori yang berasal dari minuman bersoda tersebut tidak dapat digunakan oleh tubuh.
Kata kunci: air soda, minuman ringan bersoda, larutan pekat gula, dan kalori.

















DAFTAR ISI
Halaman Cover................................................................................................. i
Abstrak............................................................................................................. ii
Daftar isi........................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan......................................................................................... 1
A.    Latar Belakang...................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah................................................................................. 1
C.     Tujuan Percobaan.................................................................................. 1
BAB II Kajian Teori......................................................................................... 2
BAB III Rancangan Percobaan........................................................................ 7
A.    Alat dan Bahan..................................................................................... 7
B.     Langkah Percobaan............................................................................... 7
C.     Rancangan Percobaan........................................................................... 8
D.    Alur Percobaan..................................................................................... 9
BAB IV Data dan Analisis.............................................................................. 10
A.    Data...................................................................................................... 10
B.     Analisis................................................................................................. 10
C.     Pembahasan.......................................................................................... 10
BAB V Penutup............................................................................................... 13
A.    Kesimpulan........................................................................................... 13
B.     Saran..................................................................................................... 13
Daftar Pustaka.................................................................................................. 14
Lampiran .......................................................................................................... 15

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Minuman bersoda merupakan produk hasil dari penelitian para ilmuwan terhadap pengembangan jenis soft drink. Minuman bersoda pertama dibuat pada abad ke-18 kemudian berkembang menjadi minuman populer di dunia termasuk Indonesia. Negara dengan tingkat konsumsi soda paling tinggi adalah Amerika. Orang Amerika rata-rata minum 166 liter soda per tahun.  Sedangkan orang Indonesia mengkonsumsi minuman soda 2,4 liter per tahun. Dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, konsumsi soda di Indonesia terendah. Ada sekitar 40 produsen minuman bersoda di Indonesia, dengan kapasitas produksi 200 juta liter per tahun. Untuk itu kami melakukan penelitian tentang kandungan kalori dalam 1 liter minuman bersoda dan kebutuhan kalori minimal pada orang  normal yang bertubuh sedang dan potensi obesitas ketika meminum minuman bersoda.
B.     Rumusan masalah
1.      Berapa kalori dalam 1 liter minuman bersoda?
2.      Bagaimana hubungan kebutuhan kalori  minimal pada orang  normal yang bertubuh sedang dan potensi obesitas ketika meminum minuman bersoda?

C.    Tujuan percobaan
1.      Menentukan jumlah kalori dalam 1 liter minuman bersoda.
3.      Memahami hubungan kebutuhan kalori minimal pada orang  normal yang bertubuh sedang dan potensi obesitas ketika meminum minuman bersoda.




BAB II
KAJIAN TEORI
A.    Kalori
          Kalori merupakan suatu satuan ukuran untuk energi. Satu kalori didefinisikan sebagai jumlah energi panas yang dibutuhkan untuk menaikkan 1 gram air sebesar satu derajat Celcius. Kalori dapat digunakan sebagai energy agar kita dapat melakukan aktivitas. Makanan yang mengandung kalori adalah makanan yang terdiri dari makronutrien (karbohidrat, protein, lemak) dan  mikronutrien (semua vitamin, mineral, serat). Namun, makanan yang memiliki kandungan kalori yang tinggi berpotensi menyebabkan berat badan yang berlebihan. Hal ini dikarenakan kalori yang berlebihan akan disimpan sebagai lemak dalam badan.
1 gram lemak                    = 9 kalori
1 gram karbohidrat           = 4 kalori
1 gram protein                  = 4 kalori
1 ml                                  = 1 gram
          Kebutuhan kalori setiap orang ini berbeda-beda. Hal ini bergantung usia, aktivitas, dan berat badan orang tersebut. Menurut ahli gizi klinis, D. Ida Gunawan, MS, SpGK, ada cara yang lebih mudah untuk menentukan kebutuhan kalori seseorang. Cara tersebut adalah sebagai berikut:
1.    Tentukan berat badan ideal (BB)
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengukur tinggi badan (TB). Berat badan (BB) ideal bisa diperhitungkan dengan cara: BB Ideal = 0,9 x (TB-100). Ini akan menentukan berapa bobot tubuh yang seharusnya Anda miliki. Para pria biasanya memiliki kelebihan berat badan karena memiliki massa otot yang lebih besar, sedangkan perempuan lebih berat karena massa lemaknya yang lebih tinggi.
2.    Hitung kebutuhan basal (KB)
Kebutuhan basal (KB) adalah kebutuhan minimal yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan saat tidur atau istirahat. Hal ini merupakan kebutuhan energi dan kalori yang paling mendasar untuk menggerakan jantung, paru, usus dan pencernaan saja. Kebutuhan basal laki-laki tentu berbeda dengan perempuan.
KB perempuan          = BB Ideal x 25 KKal
KB pria                      = BB Ideal x 30 KKal
3.    Aktivitas fisik (AF)
Rata-rata semua orang pasti memiliki aktivitas masing-masing. Asupan kalori tubuh ini juga dipengaruhi oleh aktivitas yang dilakukan. Secara umum ada tiga kategori aktivitas fisik yang dilakukan yaitu ringan, sedang, dan berat. Aktivitas fisik ini dihitung dari total kebutuhan basal.
·                     Aktivitas ringan (10-20 persen) : Menyetir mobil (10 persen), mengajar (20 persen), berjalan (20 persen), kerja kantoran (10 persen), memancing (20 persen), membaca (10 persen). 
·                     Aktivitas sedang (20-30 persen) : kerja rumah tangga (20 persen), bersepeda (30 persen),bowling (20 persen), berjalan cepat (30 persen), berkebun (30 persen).
·                     Aktivitas berat (40-50 persen) : aerobik (40 persen), bersepeda mendaki (40 persen), panjat tebing (50 persen), dansa (40 persen), jogging (40 persen), atlit (50 persen).
Jika dalam satu hari seseorang melakukan banyak aktivitas, maka kebutuhan aktivitas yang diambil adalah aktivitas yang paling sering dilakukan setiap harinya.
4.    Koreksi usia (KU)
Usia juga akan mempengaruhi kebutuhan kalori seseorang. Semakin bertambahnya usia, maka kebutuhan kalori dan asupan makanannya pun semakin sedikit. Untuk usia 40-59 tahun, maka koreksi usianya mencapai 5 persen, usia 60-69 tahun maka koreksinya 10 persen, dan usia lebih dari 70 tahun koreksinya 20 persen.
5.    Total kalori yang dibutuhkan (TK)
Setelah mendapatkan semua komponen yang dibutuhkan, maka total kalori (TK) sehari ini bisa dihitung dengan rumus:
TK = KB + AF – KU
Dalam dunia kesehatan tentu kita pernah mendengar istilah “empty calories”. Empty calories adalah makanan yang tinggi kalori tetapi rendah kandungan zat nutrient. ”Empty calories” juga dikenali sebagai junk food yang memiliki kandungan mikronutrien rendah. Kebanyakkan makanan empty calories yaitu makanan yang mengandung gula dan lemak yang tinggi.
Empty Calories = High Calories but Low Nutrition

Contoh-contoh makanan yang disebut sebagai “empty calories”
a.     Makanan dengan kandungan gula yang tinggi.
Contohnya:
·      Permen dan makanan manis seperti cake.
Makanan ini bukan saja tinggi kandungan gula tetapi juga mengandungi pewarna dan bahan pengawet. Makanan seperti ini  memiliki kalori yang tinggi tetapi tidak memiliki kandungan mikronutrien.
·      Minuman berkarbonat (coca-cola, pepsi).
·      Minuman manis (botol, kotak atau tin).
·      Bir, wine dan semua jenis minuman beralkohol.
b.    Makanan yang tinggi kandungan lemak dan minyak.
Contohnya:
·      ‘Fast food’ seperti kentang goreng, ayam goreng, chips, burger, dan sebagainya.
·      Makanan beku (frozen food).
·      Butter, marjerin, shortening, mayonis
c.     Snack dalam kemasan
Contohnya kripik dalam kemasan, dan lain-lain.

B.     Minuman Bersoda dan Obesitas
Obesitas merupakan kondisi yang kompleks yang disebabkan oleh banyak faktor. Misalnya pola asupan gizi yang tidak seimbang dan tidak diimbangi dengan gaya hidup yang aktif.
Menurut dr. Andi Kurniawan, SpKO, setiap hari kita mengonsumsi berbagai makanan dan minuman dan semuanya berkontribusi pada asupan kalori sebagai ‘bahan bakar’ tubuh untuk beraktivitas. Setiap kalori yang masuk harus diimbangi dengan kalori yang dipakai/dibakar melalui aktivitas fisik. Kalau tidak, kelebihan asupan kalori ini akan menumpuk menjadi lemak, dan inilah awal mula terjadinya obesitas.
Dengan berkembangnya trend gaya hidup modern, masyarakat dihadapkan pada pilihan produk yang semakin beragam, salah satunya minuman ringan atau yang kerap dikenal dengan soft drinks. Soft drinks sebenarnya tidak hanya mencakup pada minuman berkarbonasi/bersoda, namun minuman teh dalam kemasan, isotonik, sari buah, air minum dalam juga masuk kategori minuman ringan. Mengkonsumsi minuman bersoda atau ‘kalori cair’ merupakan faktor pencetus obesitas terbesar selain makanan junk food. Hal ini dikarenakan ketika kita minum minuman berkalori yang tidak mengandung nutrisi (empty calori), minuman ini akan membuat kita lebih cepat lapar dan lebih cepat haus karena efek samping dari soda pada minuman yang menarik cairan dalam sel tubuh kita, sehingga kita akan kencing lebih banyak dan memaksa gula darah kita naik untuk sesaat. Kalori cair juga tidak mengandung nutrisi sehingga kita memasukkan kalori yang tidak berguna bagi tubuh. Dan kalori ini tidak bisa dibakar menjadi energi tubuh.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010, asupan kalori dan aktifitas fisik di lima kota besar (Jakarta, Bandung, Makassar dan Surabaya) yang dilakukan pada bulan Desember 2014, minuman soda dikonsumsi oleh 26% orang dewasa usia 18-45 tahun dengan rincian 16.5% mengonsumsi secara bulanan dan hanya 2% yang mengkonsumsi lebih dari 3 kali seminggu. Situasinya mungkin berbeda pada kelompok usia lebih muda, misalnya remaja. Namun untuk mengetahuinya, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada kelompok usia remaja ini.
Menurut Senior Scientiest dari SEAMEO (South East Asian Ministers of Education Organization), DR. Helda Khusun, M.Sc., secara umum kontribusi kalori terbesar adalah berasal dari asupan nasi dan bukan dari minuman-minuman manis kemasan seperti yang banyak dibicarakan orang. Bahkan dari data kita bisa lihat bahwa konsumsi minuman berpemanis kemasan seperti minuman soda misalnya, yang ternyata berkontribusi sangat kecil terhadap asupan kalori harian orang dewasa usia 18-45 tahun.
Menurut dr. Andi Kurniawan, SpKO, jumlah asupan kalori ini bisa menjadi seimbang jika kita membakar kalori dengan jumlah yang sama dengan asupan kalori. Misalnya rata-rata satu kaleng minuman bersoda (250mL) yang mengandung sekitar 100 kalori akan setara dengan melakukan aktifitas fisik berjalan kaki selama 24 menit (untuk individu dengan berat badan 70 kg). Intinya, selama kita bisa menyeimbangkan apa yang masuk dan aktifitas fisik yang cukup untuk membakarnya, maka semua akan baik-baik saja bagi tubuh.










BAB III
METODE PERCOBAAN
A.    Alat dan Bahan
a.      Alat
1.      Gelas Kimia                     3 buah
2.      Gelas Ukur                       1 buah
3.      Pengaduk                                     1 buah
4.      Neraca Digital                  1 buah
b.      Bahan
1.      Air soda                           600 ml
2.      Minuman Bersoda            secukupnya
3.      Gula Pasir                         75 gram
4.      Aquades                           secukupnya

B.     Langkah Percobaan
1.      Menimbang massa gula sebanyak 75 gram dengan neraca digital.
2.      Memasukkan gula pada gelas kimia.
3.      Mengukur 100 ml aquades.
4.      Memasukkan 100 ml aquades pada gelas kimia yang berisi gula.
5.      Mengaduk gula dan air sampai tercampur merata dengan pengaduk.
6.      Menyiapkan minuman bersoda.
7.      Menuangkan air bersoda pada gelas kimia dan mencicipi.
8.      Menyiapkan air bersoda.
9.      Menuangkan air bersoda pada gelas kimia.
10.  Menambahkan larutan pekat gula 2 ml terus menerus pada air bersoda dan mencicipi sampai rasa manis pada air bersoda sama dengan rasa manis pada minuman bersoda. Jika rasa manis air bersoda belum sama dengan rasa manis pada minuman bersoda, larutan pekat gula terus ditambahkan pada air bersoda sampai rasa manis pada air bersoda sama dengan rasa manis pada minuman bersoda. Jika rasa manisnya sudah sama, kegiatan penambahan larutan pekat gula dihentikan.
11.  Menghitung volume larutan pekat gula yang ditambahkan pada air bersoda.
12.  Mengkonversikan volume larutan pekat gula yang ditambahkan ke satuan kalori.
13.  Mengulangi kegiatan sebanyak 3 kali.

C.    Rancangan Percobaan
1.     
75 gr
ditimbang
Gula
Gula (75gr)
+
Aquades100 ml
dicampur
Membuat Larutan Pekat Gula 75%

Larutan pekat gula 75%
 


2.     
Minuman Bersoda
dituang
Menyiapkan Minuman Bersoda




3.      Menambahkan Larutan Pekat Gula pada Air Bersoda
Rasa Manis Air Bersoda
Rasa Manis Minuman Bersoda
=
=
dicicipi
dituang
Air Bersoda
dituang
Larutan pekat gula
 






               



D.    Alur Percobaan
Rasa manis minuman bersoda = Rasa manis air bersoda
·         dicatat volume penambahan larutan gula 
Rasa manis minuman bersoda  Rasa manis air bersoda
·         Larutan pekat gula terus ditambahkan tiap 2 ml sampai rasa manis minuman bersoda = rasa manis air bersoda
·         dihitung volume penambahan larutan gula
Volume penambahan larutan gula
·         dikonversikan dalam satuan kalori
Kalori dalam 1 L minuman bersoda
Air Bersoda + 2 ml larutan gula
Minuman Bersoda
Air Bersoda
Gula
·         Disiapkan
·         Dimasuk- kan gelas kimia
·         dicicipi
·         Disiapkan
·         Dimasuk -kan gelas kimia
·         Ditimbang sebanyak 75 gram
·         Dimasukkan gelas kimia
·         Ditambahkan 100 ml aquades
·         Diaduk sampai merata
Larutan Gula 75 %
dicampur
·         Diukur volumenya 2 ml

dicicipi
·         Kegiatan diulangi sebanyak 3x
dbandingkan















 


























BAB IV
DATA DAN ANALISIS
A.    Data
            Dari kegiatan pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh data sebagai berikut:

Tabel Hasil Pengamatan Kalori Dalam 1L Minuman Bersoda
Pengamatan Ke-
Volume Larutan Pekat yang ditambahkan
 ( V ± 1 mL)
1
30
2
30
3
30

Keterangan :    1. Konsentrasi Gula 75%.
                        2. Air Soda yang digunakan 200 mL.

B.     Analisis
            Berdasarkan tabel hasil pengamatan kadar kalori dalam 1 liter minuman bersoda yang menggunakan 200 mL air soda dan membuat larutan gula pekat dengan konsentrasi gula 75 %. Dilakukan 3 kali pengamatan dengan volume air soda yang digunakan sama yaitu 200 mL. Pada hasil pengamatan didapatkan hasil yang sama yaitu pada pengamatan pertama, kedua, dan ketiga memerlukan penambahan larutan gula pekat 75% sebanyak 30 mL untuk mendapatkan rasa yang semirip mungkin dengan minuman ringan bersoda yang telah tersedia.

C.    Pembahasan
Untuk menentukan jumlah kalori dalam 1 L minuman bersoda kami melakukan percobaan menggunakan 200 mL air soda yang ditambahkan dengan larutan gula pekat sampai rasa yang dihasilkam semirip mungkin dengan minuman ringan bersoda yang telah tersedia. Untuk menentukan kadar kalori dalam minuman bersoda tersebut didapatkan hasil yang sama dari tiga kali hasil pengulangan percobaan yang telah dilakukan yaitu pada penambahan 30 mL larutan pekat gula, air soda yang telah ditambahkan larutan gula memiliki rasa yang sangat mendekati rasa manis yang dimiliki oleh minuman ringan bersoda setelah dirasakan. Berdasarkan studi literatur kandungan kalori dalam 1 gr gula yaitu 4 kal dan 1 gr setara dengan 1 ml, sehingga dalam 1 mL larutan gula mengandung 4 kal. Jika diakumulasikan untuk 200 mL air soda yang ditambahkan 30 mL larutan gula mengandung 120 kal,  dan jika diakumulasikan dalam 1 L air soda membutuhkan penambahan larutan gula sebanyak 150 mL sehingga didapatkan hasil bahwa dalam 1 L minuman bersoda mengandung 600 kal.
Kebutuhan kalori manusia berbeda-beda berdasarkan usia dan jenis kelamin masing-masing individu. Berdasarkan literatur untuk kebutuhan minimum 1.200 kalori per hari untuk wanita dan 1.800 per hari untuk pria. Kalori di bawah jumlah tersebut berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan. Akan tetapi pada umumnya manusia membutuhkan sekitar 1500-2000 kalori per hari. Jumlah asupan kalori bisa menjadi seimbang jika kita membakar kalori dengan jumlah yang sama dengan asupan kalori. Misalnya rata-rata dalam satu kaleng minuman bersoda (250mL) yang mengandung sekitar 100 kalori akan setara dengan melakukan aktifitas fisik berjalan kaki selama 24 menit (untuk individu dengan berat badan 70 kg). Intinya, selama kita bisa menyeimbangkan apa yang masuk dan aktifitas fisik yang cukup untuk membakarnya, maka semua akan baik-baik saja bagi tubuh. Akan tetapi menurut kelompok kami penentuan kadar kalori tersebut bergantung pada jenis gula yang digunakan jika dalam minuman ringan bersoda yang telah banyak beredar di pasaran menggunakan tambahan pemanis buatan sehingga kadar kalorinya bisa saja berbeda dengan hasil percobaan yang telah kami lakukan.
Obesitas merupakan kondisi yang kompleks dengan banyak penyebab. Obesitas tidak bisa dikaitkan dengan satu penyebab tunggal saja melainkan lebih pada pola asupan gizi yang tidak seimbang dan tidak diimbangi dengan gaya hidup yang aktif.
Seiring berkembangnya gaya hidup modern, masyarakat dihadapkan pada pilihan produk yang semakin beragam, salah satunya minuman ringan atau yang kerap dikenal dengan soft drinks. Soft drinks sebenarnya tidak hanya mencakup pada minuman berkarbonasi/bersoda, namun minuman teh dalam kemasan, isotonik, sari buah, air minum dalam juga masuk kategori minuman ringan.
Penelitian lain menunjukkan bahwa minuman ringan bisa memainkan peran khusus dalam berat badan. Dalam empat minggu percobaan 450 kalori/ hari suplemen minuman ringan bergula dibandingkan dengan 450 kalori/ hari untuk suplemen jelly bean. Suplemen jelly bean tidak menyebabkan penambahan berat badan, tetapi suplemen minuman ringan menyebabkan penambahan berat badan. Alasan yang mungkin dalam perbedaan berat badan adalah bahwa orang yang mengkonsumsi jelly bean menurunkan asupan kalori mereka saat makan berikutnya, sementara orang-orang yang mengkonsumsi minuman ringan tidak. Artinya, setiap orang membutuhkan kalori sekitar 1500-2000 kalori per hari dari makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari. Jika orang tersebut juga mengkonsumsi minuman bersoda, maka kebutuhan kalori orang tersebut akan bertambah sehingga berpotensi menyebabkan obesitas. Karena orang tersebut mengonsumsi makanan dan minuman melebihi kebutuhannya. Apabila tidak diimbangi dengan aktifitas fisik yang cukup, potensi obesitas tersebut sangatlah besar.







BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
§  Berdasarkan hasil penelitian 1 L minuman bersoda mengandung 600 kal.
§  Setiap orang membutuhkan kalori sekitar 1500-2000 kalori per hari dari makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari. Jika orang tersebut juga mengkonsumsi minuman bersoda, maka tingkat kalori orang tersebut akan bertambah sehingga berpotensi menyebabkan obesitas. Karena orang tersebut mengonsumsi makanan dan minuman melebihi kebutuhannya. Apabila tidak dibarengi dengan aktifitas fisik yang cukup, potensi obesitas tersebut sangatlah besar.

B.     Saran
Minuman bersoda memiliki banyak dampak negatif bagi tubuh. Untuk itu disarankan untuk mengurangi atau menghentikan konsumsi dari minuman bersoda. Untuk sekarang ini dampaknya mungkin belum terlihat secara keseluruhan, akan tetapi bila konsumsi diteruskan hal tersebut dapat menghasilkan dampak yang buruk yang sangat berbahaya bagi tubuh.













DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Obesitas. (online). https://ftpunisri2014.wordpress.com/tag/ obesitas/. diakses pada hari Rabu tanggal 08 April 2015.
Anonim. Kalori. (online) http://kamuskesehatan.com/arti/kalori/. diakses pada hari Rabu tanggal 08 April 2015.
PT Soman Indonesia. Empty Calories. (online) http://www.somanindonesia.com/ artikel-9-empty-calories.html. diakses pada hari Kamis tanggal 09 April 2015.
Setyanti, Christina Andhika. 2012. Berapa Kebutuhan Kalori Anda per Hari?. (online) http://female.kompas.com/read/2012/10/05/14222747/Berapa.Kebutuhan.Kalori.Anda.per.Hari. diakses pada hari Rabu tanggal 08 April 2015.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar