ABSTRAK
Percobaan
tentang penambahan larutan pekat gula ke dalam air soda yang telah dilakukan
bertujuan untuk menghitung jumlah kalori dalam 1 liter minuman bersoda. Metode
yang digunakan yaitu dengan membuat larutan pekat gula 70% kemudian
menambahkannya ke dalam air soda dan mencicipinya. Percobaan ini dilakukan
sebanyak 3 kali. Dari percobaan yang dilakukan diperoleh bahwa air soda
sebanyak 200 ml membutuhkan larutan pekat gula sebanyak 30 ml untuk mencapai
rasa yang sangat mirip dengan minuman ringan bersoda. Hal ini berarti dalam 1
liter air soda dibutuhkan 150 ml larutan pekat gula. Jika 1 ml gula mengandung
4 kalori, maka dalam 1 liter air soda akan mengandung 600 kalori. Jika
seseorang yang bertubuh normal sering mengkonsumsi minuman bersoda, maka orang
tersebut akan berpotensi menyebabkan obesitas. Hal ini dikarenakan minuman
bersoda merupakan minuman yang tinggi kalori, tetapi memiliki kandungan nutrisi
rendah. Dan kalori ini tidak bisa dibakar menjadi energi tubuh, sehingga kalori
yang berasal dari minuman bersoda tersebut tidak dapat digunakan oleh tubuh.
Kata kunci: air soda, minuman
ringan bersoda, larutan pekat gula, dan kalori.
DAFTAR ISI
Halaman Cover................................................................................................. i
Abstrak............................................................................................................. ii
Daftar isi........................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan......................................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan Percobaan.................................................................................. 1
BAB II Kajian Teori......................................................................................... 2
BAB III Rancangan Percobaan........................................................................ 7
A. Alat dan Bahan..................................................................................... 7
B. Langkah Percobaan............................................................................... 7
C. Rancangan Percobaan........................................................................... 8
D. Alur Percobaan..................................................................................... 9
BAB IV Data dan
Analisis.............................................................................. 10
A. Data...................................................................................................... 10
B. Analisis................................................................................................. 10
C. Pembahasan.......................................................................................... 10
BAB V Penutup............................................................................................... 13
A. Kesimpulan........................................................................................... 13
B. Saran..................................................................................................... 13
Daftar Pustaka.................................................................................................. 14
Lampiran .......................................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Minuman bersoda merupakan produk hasil
dari penelitian para ilmuwan terhadap pengembangan jenis soft drink. Minuman
bersoda pertama dibuat pada abad ke-18 kemudian berkembang menjadi minuman
populer di dunia termasuk Indonesia. Negara dengan tingkat konsumsi soda paling
tinggi adalah Amerika. Orang Amerika rata-rata minum 166 liter soda per tahun.
Sedangkan orang Indonesia mengkonsumsi minuman soda 2,4 liter per tahun.
Dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, konsumsi soda di Indonesia terendah.
Ada sekitar 40 produsen minuman bersoda di Indonesia, dengan kapasitas produksi
200 juta liter per tahun. Untuk itu kami melakukan penelitian tentang kandungan
kalori dalam 1 liter minuman bersoda dan kebutuhan kalori minimal pada
orang normal yang bertubuh sedang dan
potensi obesitas ketika meminum minuman bersoda.
B. Rumusan masalah
1.
Berapa kalori dalam 1
liter minuman bersoda?
2.
Bagaimana hubungan
kebutuhan kalori minimal pada orang normal yang bertubuh sedang dan potensi
obesitas ketika meminum minuman bersoda?
C. Tujuan percobaan
1.
Menentukan jumlah
kalori dalam 1 liter minuman bersoda.
3.
Memahami hubungan
kebutuhan kalori minimal pada orang
normal yang bertubuh sedang dan potensi obesitas ketika meminum minuman
bersoda.
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Kalori
Kalori merupakan suatu satuan ukuran untuk energi. Satu
kalori didefinisikan sebagai jumlah energi panas yang dibutuhkan untuk
menaikkan 1 gram air sebesar satu derajat Celcius. Kalori
dapat digunakan sebagai energy agar kita dapat melakukan aktivitas. Makanan
yang mengandung kalori adalah makanan yang terdiri dari makronutrien
(karbohidrat, protein, lemak) dan mikronutrien (semua vitamin, mineral,
serat). Namun, makanan yang memiliki kandungan kalori yang tinggi berpotensi
menyebabkan berat badan yang berlebihan. Hal ini dikarenakan kalori yang
berlebihan akan disimpan sebagai lemak dalam badan.
1
gram lemak = 9
kalori
1 gram karbohidrat = 4 kalori
1 gram protein = 4 kalori
1 gram karbohidrat = 4 kalori
1 gram protein = 4 kalori
1
ml = 1
gram
Kebutuhan kalori setiap orang ini berbeda-beda. Hal ini
bergantung usia, aktivitas, dan berat badan orang tersebut. Menurut ahli gizi
klinis, D. Ida Gunawan, MS, SpGK, ada cara yang lebih mudah untuk menentukan
kebutuhan kalori seseorang. Cara tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Tentukan berat badan
ideal (BB)
Hal pertama yang harus
dilakukan adalah mengukur tinggi badan (TB). Berat badan (BB) ideal bisa
diperhitungkan dengan cara: BB Ideal = 0,9 x (TB-100). Ini akan menentukan
berapa bobot tubuh yang seharusnya Anda miliki. Para pria biasanya memiliki
kelebihan berat badan karena memiliki massa otot yang lebih besar, sedangkan
perempuan lebih berat karena massa lemaknya yang lebih tinggi.
2.
Hitung kebutuhan basal
(KB)
Kebutuhan basal (KB)
adalah kebutuhan minimal yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan saat tidur
atau istirahat. Hal ini merupakan kebutuhan energi dan kalori yang paling
mendasar untuk menggerakan jantung, paru, usus dan pencernaan saja. Kebutuhan
basal laki-laki tentu berbeda dengan perempuan.
KB perempuan = BB Ideal x 25 KKal
KB pria = BB Ideal x 30 KKal
KB pria = BB Ideal x 30 KKal
3.
Aktivitas fisik (AF)
Rata-rata semua orang
pasti memiliki aktivitas masing-masing. Asupan kalori tubuh ini juga
dipengaruhi oleh aktivitas yang dilakukan. Secara umum ada tiga kategori
aktivitas fisik yang dilakukan yaitu ringan, sedang, dan berat. Aktivitas fisik
ini dihitung dari total kebutuhan basal.
·
Aktivitas ringan (10-20
persen) : Menyetir mobil (10 persen), mengajar (20 persen), berjalan (20
persen), kerja kantoran (10 persen), memancing (20 persen), membaca (10
persen).
·
Aktivitas sedang (20-30
persen) : kerja rumah tangga (20 persen), bersepeda (30 persen),bowling (20
persen), berjalan cepat (30 persen), berkebun (30 persen).
·
Aktivitas berat (40-50
persen) : aerobik (40 persen), bersepeda mendaki (40 persen), panjat tebing (50
persen), dansa (40 persen), jogging (40 persen), atlit (50 persen).
Jika dalam satu hari
seseorang melakukan banyak aktivitas, maka kebutuhan aktivitas yang diambil
adalah aktivitas yang paling sering dilakukan setiap harinya.
4.
Koreksi usia (KU)
Usia juga akan
mempengaruhi kebutuhan kalori seseorang. Semakin bertambahnya usia, maka
kebutuhan kalori dan asupan makanannya pun semakin sedikit. Untuk usia 40-59
tahun, maka koreksi usianya mencapai 5 persen, usia 60-69 tahun maka koreksinya
10 persen, dan usia lebih dari 70 tahun koreksinya 20 persen.
5.
Total kalori yang
dibutuhkan (TK)
Setelah mendapatkan
semua komponen yang dibutuhkan, maka total kalori (TK) sehari ini bisa dihitung
dengan rumus:
TK = KB + AF – KU
Dalam
dunia kesehatan tentu kita pernah mendengar istilah “empty calories”. Empty
calories adalah makanan yang tinggi kalori tetapi rendah kandungan zat
nutrient. ”Empty calories” juga dikenali sebagai junk food yang memiliki
kandungan mikronutrien rendah. Kebanyakkan makanan empty calories yaitu makanan
yang mengandung gula dan lemak yang tinggi.
Empty
Calories = High Calories but Low Nutrition
Contoh-contoh
makanan yang disebut sebagai “empty calories”
a.
Makanan dengan
kandungan gula yang tinggi.
Contohnya:
· Permen
dan makanan manis seperti cake.
Makanan ini bukan saja tinggi kandungan
gula tetapi juga mengandungi pewarna dan bahan pengawet. Makanan seperti
ini memiliki kalori yang tinggi tetapi
tidak memiliki kandungan mikronutrien.
· Minuman
berkarbonat (coca-cola, pepsi).
· Minuman
manis (botol, kotak atau tin).
· Bir,
wine dan semua jenis minuman beralkohol.
b.
Makanan yang tinggi
kandungan lemak dan minyak.
Contohnya:
· ‘Fast
food’ seperti kentang goreng, ayam goreng, chips, burger, dan sebagainya.
· Makanan
beku (frozen food).
· Butter,
marjerin, shortening, mayonis
c.
Snack dalam kemasan
Contohnya
kripik dalam kemasan, dan lain-lain.
B.
Minuman Bersoda dan
Obesitas
Obesitas merupakan kondisi
yang kompleks yang
disebabkan oleh banyak faktor. Misalnya pola asupan gizi yang tidak
seimbang dan tidak diimbangi dengan gaya hidup yang aktif.
Menurut dr. Andi Kurniawan, SpKO, setiap hari kita mengonsumsi berbagai makanan dan minuman dan semuanya
berkontribusi pada asupan kalori sebagai ‘bahan bakar’ tubuh untuk
beraktivitas. Setiap kalori yang masuk harus diimbangi dengan kalori yang
dipakai/dibakar melalui aktivitas fisik. Kalau tidak, kelebihan asupan kalori
ini akan menumpuk menjadi lemak, dan inilah awal mula terjadinya obesitas.
Dengan berkembangnya trend gaya hidup modern, masyarakat dihadapkan pada pilihan produk yang
semakin beragam, salah satunya minuman ringan atau yang kerap dikenal dengan
soft drinks. Soft drinks sebenarnya tidak hanya mencakup pada minuman
berkarbonasi/bersoda, namun minuman teh dalam kemasan, isotonik, sari buah, air
minum dalam juga masuk kategori minuman ringan. Mengkonsumsi minuman bersoda atau ‘kalori cair’ merupakan faktor
pencetus obesitas terbesar selain makanan junk food. Hal ini dikarenakan ketika
kita minum minuman berkalori yang tidak mengandung nutrisi (empty calori),
minuman ini akan membuat kita lebih cepat lapar dan lebih cepat haus karena
efek samping dari soda pada minuman yang menarik cairan dalam sel tubuh kita,
sehingga kita akan kencing lebih banyak dan memaksa gula darah kita naik untuk
sesaat. Kalori cair juga tidak mengandung nutrisi sehingga kita memasukkan
kalori yang tidak berguna bagi tubuh. Dan kalori ini tidak bisa dibakar menjadi
energi tubuh.
Berdasarkan Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2010, asupan kalori dan aktifitas fisik di lima kota
besar (Jakarta, Bandung, Makassar dan Surabaya) yang dilakukan pada bulan
Desember 2014, minuman soda dikonsumsi oleh 26% orang dewasa usia 18-45 tahun
dengan rincian 16.5% mengonsumsi secara bulanan dan hanya 2% yang mengkonsumsi
lebih dari 3 kali seminggu. Situasinya mungkin berbeda pada kelompok usia lebih
muda, misalnya remaja. Namun untuk mengetahuinya, perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut pada kelompok usia remaja ini.
Menurut Senior Scientiest dari SEAMEO (South East Asian
Ministers of Education Organization), DR. Helda Khusun, M.Sc., secara umum kontribusi kalori terbesar adalah berasal dari asupan nasi dan bukan dari minuman-minuman
manis kemasan seperti yang banyak dibicarakan orang. Bahkan dari data kita bisa
lihat bahwa konsumsi minuman berpemanis kemasan seperti minuman soda misalnya, yang ternyata berkontribusi sangat kecil terhadap
asupan kalori harian orang dewasa usia 18-45 tahun.
Menurut dr. Andi Kurniawan, SpKO, jumlah asupan kalori ini bisa menjadi seimbang jika kita membakar kalori
dengan jumlah yang sama dengan asupan kalori. Misalnya rata-rata satu kaleng
minuman bersoda (250mL) yang mengandung sekitar 100 kalori akan setara dengan
melakukan aktifitas fisik berjalan kaki selama 24 menit (untuk individu dengan
berat badan 70 kg). Intinya, selama kita bisa menyeimbangkan apa yang masuk dan
aktifitas fisik yang cukup untuk membakarnya, maka semua akan baik-baik saja
bagi tubuh.
BAB
III
METODE
PERCOBAAN
A.
Alat dan Bahan
a.
Alat
1. Gelas Kimia 3 buah
2. Gelas Ukur 1 buah
3. Pengaduk 1 buah
4. Neraca Digital 1 buah
b.
Bahan
1. Air soda 600
ml
2. Minuman Bersoda secukupnya
3. Gula Pasir 75 gram
4. Aquades secukupnya
B.
Langkah Percobaan
1. Menimbang massa gula sebanyak 75 gram
dengan neraca digital.
2. Memasukkan gula pada gelas kimia.
3. Mengukur 100 ml aquades.
4. Memasukkan 100 ml aquades pada gelas
kimia yang berisi gula.
5. Mengaduk gula dan air sampai tercampur
merata dengan pengaduk.
6. Menyiapkan minuman bersoda.
7. Menuangkan air bersoda pada gelas kimia dan
mencicipi.
8. Menyiapkan air bersoda.
9. Menuangkan air bersoda pada gelas kimia.
10. Menambahkan larutan pekat gula 2 ml
terus menerus pada air bersoda dan mencicipi sampai rasa manis pada air bersoda
sama dengan rasa manis pada minuman bersoda. Jika rasa manis air bersoda belum
sama dengan rasa manis pada minuman bersoda, larutan pekat gula terus
ditambahkan pada air bersoda sampai rasa manis pada air bersoda sama dengan
rasa manis pada minuman bersoda. Jika rasa manisnya sudah sama, kegiatan
penambahan larutan pekat gula dihentikan.
11. Menghitung volume larutan pekat gula
yang ditambahkan pada air bersoda.
12. Mengkonversikan volume larutan pekat
gula yang ditambahkan ke satuan kalori.
13. Mengulangi kegiatan sebanyak 3 kali.
C.
Rancangan Percobaan
1.
75
gr
|
ditimbang
|
Gula
|
Gula
(75gr)
|
+
|
Aquades100
ml
|
dicampur
|
Larutan
pekat gula 75%
|
2.
Minuman Bersoda
|
dituang
|
3.
Menambahkan Larutan Pekat Gula pada Air
Bersoda
Rasa Manis Air Bersoda
|
Rasa Manis Minuman Bersoda
|
=
|
=
|
dicicipi
|
dituang
|
Air Bersoda
|
dituang
|
Larutan pekat gula
|
D.
Alur Percobaan
Rasa
manis minuman bersoda = Rasa manis air bersoda
|
·
dicatat volume penambahan
larutan gula
|
Rasa
manis minuman bersoda
Rasa manis air bersoda
|
·
Larutan pekat gula terus
ditambahkan tiap 2 ml sampai rasa manis minuman bersoda = rasa manis air
bersoda
·
dihitung volume penambahan
larutan gula
|
Volume penambahan larutan gula
|
·
dikonversikan dalam satuan
kalori
|
Kalori dalam 1 L minuman bersoda
|
Air
Bersoda + 2 ml larutan gula
|
Minuman
Bersoda
|
Air
Bersoda
|
Gula
|
·
Disiapkan
·
Dimasuk- kan gelas kimia
·
dicicipi
|
·
Disiapkan
·
Dimasuk -kan gelas kimia
|
·
Ditimbang sebanyak 75 gram
·
Dimasukkan gelas kimia
·
Ditambahkan 100 ml aquades
·
Diaduk sampai merata
|
Larutan
Gula 75 %
|
dicampur
|
·
Diukur volumenya 2 ml
|
dicicipi
|
·
Kegiatan diulangi sebanyak 3x
|
dbandingkan
|
BAB IV
DATA DAN ANALISIS
A. Data
Dari kegiatan pengamatan yang telah
dilakukan, diperoleh data sebagai berikut:
Tabel Hasil Pengamatan Kalori Dalam 1L
Minuman Bersoda
Pengamatan
Ke-
|
Volume
Larutan Pekat yang ditambahkan
( V ±
1 mL)
|
1
|
30
|
2
|
30
|
3
|
30
|
Keterangan : 1. Konsentrasi Gula 75%.
2.
Air Soda yang digunakan 200 mL.
B. Analisis
Berdasarkan tabel hasil pengamatan
kadar kalori dalam 1 liter minuman bersoda yang menggunakan 200 mL air soda dan
membuat larutan gula pekat dengan konsentrasi gula 75 %. Dilakukan 3 kali
pengamatan dengan volume air soda yang digunakan sama yaitu 200 mL. Pada hasil
pengamatan didapatkan hasil yang sama yaitu pada pengamatan pertama, kedua, dan
ketiga memerlukan penambahan larutan gula pekat 75% sebanyak 30 mL untuk
mendapatkan rasa yang semirip mungkin dengan minuman ringan bersoda yang telah
tersedia.
C. Pembahasan
Untuk menentukan jumlah kalori dalam 1 L
minuman bersoda kami melakukan percobaan menggunakan 200 mL air soda yang
ditambahkan dengan larutan gula pekat sampai rasa yang dihasilkam semirip
mungkin dengan minuman ringan bersoda yang telah tersedia. Untuk menentukan
kadar kalori dalam minuman bersoda tersebut didapatkan hasil yang sama dari
tiga kali hasil pengulangan percobaan yang telah dilakukan yaitu pada
penambahan 30 mL larutan pekat gula, air soda yang telah ditambahkan larutan
gula memiliki rasa yang sangat mendekati rasa manis yang dimiliki oleh minuman
ringan bersoda setelah dirasakan. Berdasarkan studi literatur kandungan kalori
dalam 1 gr gula yaitu 4 kal dan 1 gr setara dengan 1 ml, sehingga dalam 1 mL
larutan gula mengandung 4 kal. Jika diakumulasikan untuk 200 mL air soda yang
ditambahkan 30 mL larutan gula mengandung 120 kal, dan jika diakumulasikan dalam 1 L air soda
membutuhkan penambahan larutan gula sebanyak 150 mL sehingga didapatkan hasil
bahwa dalam 1 L minuman bersoda mengandung 600 kal.
Kebutuhan kalori manusia berbeda-beda
berdasarkan usia dan jenis kelamin masing-masing individu. Berdasarkan
literatur untuk kebutuhan minimum 1.200 kalori per hari untuk wanita dan 1.800
per hari untuk pria. Kalori di bawah jumlah tersebut berpotensi menimbulkan
gangguan kesehatan. Akan tetapi pada umumnya manusia membutuhkan sekitar
1500-2000 kalori per hari. Jumlah asupan kalori bisa menjadi seimbang jika kita
membakar kalori dengan jumlah yang sama dengan asupan kalori. Misalnya
rata-rata dalam satu kaleng minuman bersoda (250mL) yang mengandung sekitar 100
kalori akan setara dengan melakukan aktifitas fisik berjalan kaki selama 24
menit (untuk individu dengan berat badan 70 kg). Intinya, selama kita bisa
menyeimbangkan apa yang masuk dan aktifitas fisik yang cukup untuk membakarnya,
maka semua akan baik-baik saja bagi tubuh. Akan tetapi menurut kelompok kami
penentuan kadar kalori tersebut bergantung pada jenis gula yang digunakan jika
dalam minuman ringan bersoda yang telah banyak beredar di pasaran menggunakan
tambahan pemanis buatan sehingga kadar kalorinya bisa saja berbeda dengan hasil
percobaan yang telah kami lakukan.
Obesitas merupakan kondisi yang kompleks
dengan banyak penyebab. Obesitas tidak bisa dikaitkan dengan satu penyebab
tunggal saja melainkan lebih pada pola asupan gizi yang tidak seimbang dan
tidak diimbangi dengan gaya hidup yang aktif.
Seiring berkembangnya gaya hidup modern,
masyarakat dihadapkan pada pilihan produk yang semakin beragam, salah satunya
minuman ringan atau yang kerap dikenal dengan soft drinks. Soft drinks sebenarnya
tidak hanya mencakup pada minuman berkarbonasi/bersoda, namun minuman teh dalam
kemasan, isotonik, sari buah, air minum dalam juga masuk kategori minuman
ringan.
Penelitian lain menunjukkan bahwa
minuman ringan bisa memainkan peran khusus dalam berat badan. Dalam empat
minggu percobaan 450 kalori/ hari suplemen minuman ringan bergula dibandingkan
dengan 450 kalori/ hari untuk suplemen jelly bean. Suplemen jelly bean tidak
menyebabkan penambahan berat badan, tetapi suplemen minuman ringan menyebabkan
penambahan berat badan. Alasan yang mungkin dalam perbedaan berat badan adalah
bahwa orang yang mengkonsumsi jelly bean menurunkan asupan kalori mereka saat
makan berikutnya, sementara orang-orang yang mengkonsumsi minuman ringan tidak.
Artinya, setiap orang membutuhkan kalori sekitar 1500-2000 kalori per hari dari
makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari. Jika orang tersebut juga
mengkonsumsi minuman bersoda, maka kebutuhan kalori orang tersebut akan
bertambah sehingga berpotensi menyebabkan obesitas. Karena orang tersebut
mengonsumsi makanan dan minuman melebihi kebutuhannya. Apabila tidak diimbangi dengan aktifitas fisik
yang cukup, potensi obesitas tersebut sangatlah besar.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
§ Berdasarkan
hasil penelitian 1 L minuman bersoda mengandung 600 kal.
§ Setiap
orang membutuhkan kalori sekitar 1500-2000 kalori per hari dari makanan dan
minuman yang dikonsumsi sehari-hari. Jika orang tersebut juga mengkonsumsi
minuman bersoda, maka tingkat
kalori orang tersebut akan bertambah sehingga berpotensi menyebabkan obesitas.
Karena orang tersebut mengonsumsi makanan dan minuman melebihi kebutuhannya.
Apabila tidak dibarengi dengan aktifitas fisik yang cukup, potensi obesitas
tersebut sangatlah besar.
B. Saran
Minuman
bersoda memiliki banyak dampak negatif bagi tubuh. Untuk itu disarankan untuk
mengurangi atau menghentikan konsumsi dari minuman bersoda. Untuk sekarang ini
dampaknya mungkin belum terlihat secara keseluruhan, akan tetapi bila konsumsi
diteruskan hal tersebut dapat menghasilkan dampak yang buruk yang sangat
berbahaya bagi tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014.
Obesitas. (online). https://ftpunisri2014.wordpress.com/tag/ obesitas/. diakses pada hari Rabu tanggal 08 April
2015.
Anonim. Kalori.
(online) http://kamuskesehatan.com/arti/kalori/. diakses pada hari
Rabu tanggal 08 April 2015.
PT Soman Indonesia. Empty Calories. (online) http://www.somanindonesia.com/ artikel-9-empty-calories.html. diakses pada hari
Kamis tanggal 09 April 2015.
Setyanti, Christina
Andhika. 2012. Berapa
Kebutuhan Kalori Anda per Hari?. (online) http://female.kompas.com/read/2012/10/05/14222747/Berapa.Kebutuhan.Kalori.Anda.per.Hari. diakses pada hari
Rabu tanggal 08 April 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar